Alat Transportasi Personal Ramah Lingkungan Karya Lab. Robotika PTIIK

Alat Transportasi Personal Ramah Lingkungan Karya Lab. Robotika PTIIK

Arief, Wijaya dan Barlian bersama karyanyaPeduli terhadap kondisi lingkungan dimana polusi semakin meningkat dan sumber energi minyak bumi semakin menipis, maka dua orang dosen PTIIK bersama satu staf dan dua mahasiswa PTIIK membuat sebuah alat transportasi personal yang ramah lingkungan. Mereka adalah Barlian Henryranu Prasetio, ST., MT. (Kepala Lab. Sistem Komputer dan Robotika), Wijaya Kurniawan, ST., MT., Arif Efendi, Ghayuh Fernanda P (2011), dan M Juniardi N. (2011). Kelimanya memiliki tujuan yang sama yakni untuk mengalihkan konsumsi energi kendaraan yang saat ini masih berasal dari bahan bakar minyak (BBM), ke konsumsi energi listrik yang lebih ramah lingkungan dan dapat diperbaharui.

Menurut Barlian, karya tersebut sebetulnya memang bukanlah hal yang baru. Saat ini alat transportasi personal sejenis buatannya tersebut sudah ada dan sedang terus dikembangkan di beberapa negara di dunia seperti Amerika Serikat dan Cina (ex:  Segway dan Robstep). Akan tetapi di Indonesia sendiri hingga saat ini masih menjadi pengimpor dan pengguna saja, belum pada tahap kesadaran untuk dapat membuat produk serupa.
“Kami memang belum memberi nama khusus seperti produk serupa yang sudah ada sekarang. Jadi ini bisa disebut juga robot transportasi personal. Sifatnya portable, bisa digunakan diberbagai macam medan, hanya menggunakan dua roda yang bersebelahan tapi tetap bisa seimbang,” jelas Barlian.

Transportasi personal karya Barlian dan timnya tersebut dibuat dengan komponen yang terdiri atas motor listrik DC sebagai penggerak, driver motor, processor, dua aki 12 volt sebagai sumber energi, LCD monitor sebagai display informasi untuk melakukan konfigurasi awal pada alat, serta sensor gyro dan accelero yang berfungsi membuat alat transportasi tersebut dapat tetap berdiri seimbang saat digunakan.

Berkat adanya kedua sensor yang ditanamkan tersebut pengguna tidak perlu harus melakukan latihan keseimbangan khusus untuk mengendarainya, seperti saat akan mengendarai sepeda atau kendaraan roda dua lainnya.
“Asal dinyalakan saja alat ini sudah dapat berdiri seimbang. Tanpa ada pengendara asalkan menyala juga tetap bisa berdiri seimbang,” jelas Wijaya menambahkan.

Cara mengendarai alat transportasi tersebut cukup mudah. Pengendara cukup menekan tuas kemudi kedepan untuk menggerakkan alat maju, menarik tuas kemudi kebelakang untuk mundur atau berhenti. Lalu menarik tuas kemudi ke kiri dan kanan untuk membelok ke kanan dan ke kiri. Alat ini dapat berputar 360 derajat. Selain itu karena bentuknya yang tidak terlalu besar memungkinkan alat ini untuk dapat digunakan di tempat yang tidak terlalu luas.

Disampaikan oleh Barlian, alat transportasi personal karyanya tersebut dapat melaju dengan kecepatan maksimum 14km/jam. Untuk mengisi daya pada alat tersebut cukup mudah. Pengguna hanya perlu men-charge alat tersebut selama lima jam hingga daya penuh.
“Dengan kondisi dayanya penuh alat bisa digunakan selama tiga jam. Sudah kami coba, alat ini juga bisa digunakan untuk kondisi tanjakan dengan kemiringan maksimal 30 derajat,” jelas Barlian lagi.

Keunggulan alat ini dibanding produk serupa yang sudah ada, terletak pada biaya produksinya yang cukup ekonomis. Jika Segway dan Robstep harganya bisa mencapai 100 juta hingga 200 juta rupiah, alat transportasi yang dibuat dalam jangka waktu 6 bulan oleh Barlian dan timnya tersebut hanya membutuhkan biaya 20 juta rupiah. Meski demikian, diakui oleh Barlian bahwa dirinya bersama tim masih harus terus mengembangkan dan memperbaiki tampilan fisik alat tersebut jika benar-benar akan melemparkannya ke pasar.
“Harapannya nanti kedepan alat transportasi yang ramah lingkungan seperti ini bisa terus dikembangkan di Indonesia. Jadi tidak hanya bisa menggunakan alat dari luar negeri saja tapi juga bisa produksi,” pungkas Barlian. [dna]