Logicio Choir Tampil Optimal Di Kompetisi Paduan Suara Se-Jawa Bali

Logicio Choir Tampil Optimal Di Kompetisi Paduan Suara Se-Jawa Bali

Logicio Choir, komunitas paduan suara mahasiswa Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya tampil optimal di ajang kompetisi “Festival Paduan Suara Rektor Cup Unej 2014” pada Sabtu (17/5). Pada ajang kompetisi Se-Jawa Bali tersebut terdapat lima kategori lomba yang ditawarkan, yaitu; (1) Taman Kanak-Kanak, (2) Sekolah Dasar, (3) Sekolah Menengah Pertama, (4) Sekolah Menengah Atas dan (5) Perguruan Tinggi dan Umum.

Logicio Choir yang pada kesempatan tersebut membawa 36 anggota paduan suara dan 4 orang official mengikuti kompetisi untuk kategori Perguruan Tinggi dan Umum. Bertempat di Gedung Soetardjo Unej, kompetisi untuk kategori tersebut diikuti oleh 13 tim paduan suara perwakilan universitas dan profesional. Pada kesempatan tersebut setiap kelompok peserta diwajibkan untuk menyanyikan dua buah lagu, yaitu lagu wajib dan lagu pilihan. Untuk lagu wajib Indonesia Logicio Choir memilih lagu berjudul “Spirit”. Sementara lagu daerah pilihan yang dibawakan pada kompetisi tersebut adalah lagu daerah Batak “Sik Sik Sibatumanikam”.

Persiapan latihan rutin 3 – 4 kali seminggu yang dilakukan tim Logicio Choir sejak tiga bulan sebelumnya, menjadi bekal untuk tampil optimal dalam kompetisi tersebut. Uly Theresia Tambunan (SI/2012) salah satu anggota Logicio Choir mengatakan bahwa, ini merupakan pengalaman pertama Logicio Choir mengikuti kompetisi di luar Universitas Brawijaya. Karena itu, meski telah tampil optimal Logicio Choir masih belum berkesempatan untuk meraih gelar juara.
“Logicio Choir dapat peringkat ke 8 dari total 13 kelompok peserta paduan suara,” ujar Uly.

Dari pengalaman tersebut, Uly mengaku dirinya bersama tim mendapat banyak pelajaran berarti sebagai modal untuk perbaikan timnya dalam kompetisi mendatang. Kekalahan Logicio Choir kali ini diakui Uly disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari jumlah peserta yang jumlahnya lebih sedikit dibanding peserta lain, kesiapan kostum untuk penampilan yang dirasa kurang menunjukkan asal lagu daerah yang dinyanyikan, hingga ketegangan yang dirasakan peserta sehingga mempengaruhi produksi suara saat lomba.
“Selain itu tempat menginap kami juga jauh dari lokasi lomba, bus juga tidak bisa menjangkau. Jadi kami terpaksa tetap harus naik angkot. Udara di Jember panas, jadi saat sampai lokasi untuk lomba kita juga agak kelelahan,” jelas Uly lagi.

Meski demikian, pengalaman berarti dalam kompetisi tersebut justru memacu semangat Uly dan timnya untuk dapat tampil lebih baik lagi di kompetisi selanjutnya. Rencananya dalam waktu dekat Logicio Choir akan mengikuti Brawijaya Choir Festival 2014 yang akan diselenggarakan November mendatang.
“Sekarang ini kita malah lebih semangat latihan lagi. Persiapan untuk ikut BCF November nanti,” ungkap Uly. [dna]