Dr Ichsanuddin Noorsy Ingatkan Peran Strategis Mahasiswa Sebagai Agent of Change
Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi rakyat Indonesia, dimana pesta politik akbar Pemilihan Umum Legislatif (9 April 2014) dan Pemilihan Umum Presiden Republik Indonesia (9 Juli 2014) dilaksanakan. Menurut data BPS, jumlah pemilih muda dengan usia antara 17 hingga 29 tahun mencapai 54 juta jiwa atau sekitar 30% dari total pemilih di Indonesia yg berjumlah 180 juta jiwa. Sebagai bagian dari pemilih muda, mahasiswa dinilai banyak pihak memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas pemimpin dan arah masa depan bangsa. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa memiliki potensi intelektualitas dan cenderung untuk tidak terikat dengan partai politik tertentu.
Peka terhadap hal tersebut maka MT-FUNA (lembaga dakwah Islam FP UB) bersama Alfatih Muslim Drenalin/AMD (lembaga dakwah Islam PTIIK UB) mengadakan diskusi intelektual muslim bertema “Revitalisasi Peran Strategis Mahasiswa Islam Mengawal Perpolitikan Bangsa”. Bertempat di gedung Widyaloka pada Sabtu 22 Maret 2014 lalu, kegiatan tersebut dihadari oleh ratusan peserta dari mahasiswa berbagai fakultas di UB dan delegasi aktivis se-Jawa Timur.
“Berdasarkan analisa tentang pentingnya pemahaman akan pandangan Islam tentang politik suatu negara untuk membawa perubahan bangsa kearah yang lebih baik, kita mengadakan kegiatan ini,” jelas M. Fahrul Alam Yuniarsa (IF/ 2013), salah satu anggota AMD yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Pada kesempatan tersebut hadir pula pengamat politik nasional Dr. Ichsanuddin Noorsy BSC., SH., MSI dan Direktur Lembaga Mu’amalah Syariah (LMS) ProShar Agung Wisnuwardana. Dalam pemaparannya, Dr. Ichsanuddin mengungkapkan bahwa ada empat peran strategis yang dimiliki mahasiswa sebagai pembawa perubahan ke arah bangsa yang lebih baik (agent of change).
Peran pertama menurut Dr. Ichsanuddin adalah menegakkan bahwa yang haq adalah haq dan yang bathil menjadi bathil.
“Jangan menjadikan yang bathil menjadi haq. Jadi jangan pernah takut melawan apapun yang menyesatkan,” ungkapnya.
Sementara itu peran strategis kedua, mahasiswa harus mengaplikasikan peran pertamanya dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal yang sederhana seperti bangun subuh dan shalat subuh berjamaah. Dalam penjelasan peran strategis ketiga, Dr. Ichsanuddin mengingatkan pada para mahasiswa untuk rajin membaca Al-Qur’an minimal 10 halaman.
“Peran strategis ketiga baca Qur’an 10 halaman. Jadi purifikasi apa yang anda pelajari dari kuliah dengan Qur’an,” jelas Dr. Ichsanuddin.
Sementara peran strategis keempat, mahasiswa harus memiliki motivasi berprestasi dengan pola pikir yang benar.
“Motivasi berprestasi, pola pikirya adalah bukan memburu kekuasaan tapi memburu prestasi untuk mendapatkan kekuasaan,“ jelas Dr. Ichsanuddin.
Sebagai puncaknya di penghujung acara para peserta yang hadir bersama-sama menggaungkan Ikrar Perjuangan Pergerakan Aktivis Kampus Se-Jatim. (mfay/ dna)