Mahasiswa PTIIK Peserta Termuda Training Tingkat ASEAN

Mahasiswa PTIIK Peserta Termuda Training Tingkat ASEAN

Training on Regional Human Rights Systems and Asean Civil Society Advocacy 2014Rizky Ashar Murdiono (Informatika/2010) adalah peserta termuda pada Training on Regional Human Rights Systems and Asean Civil Society Advocacy 2014 yang diselenggarakan di Bandung dan Jakarta pada 10 – 15 Maret 2014 lalu. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Human Rights Working Group (HRWG) tersebut dihadiri oleh perwakilan berbagai negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), antara lain; Vietnam, Myanmar, Kamboja, Malaysia, Philippine, Thailand, Laos, Singapura, dan Indonesia.

Dalam kegiatan tersebut terdapat dua agenda penting, yaitu; 1) Diskusi mengenai mekanisme pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di tingkat ASEAN, 2) Me-review Term of Reference The Asean Intergovernmental Commission on Human Rights (TOR AICHR )  dan Asean Commission on The Promotion and Protection of The Rights of Women and Children (ACWC). Hasil TOR yang telah dibahas dan direview tersebut kemudian dipresentasikan pada kegiatan Asean People Youth Forum di Myanmar pada 17 – 20 Maret 2014 lalu.

TOR tersebut merupakan acuan kinerja AICHR dan ACWC. Untuk diketahui, AICHR adalah Badan Penegakan HAM yang dibentuk oleh ASEAN pada 23 Oktober 2009. Berdasarkan Piagam ASEAN Pasal 14, AICHR bekerja sesuai dengan TOR AICHR. TOR tersebut mengatur mengenai tujuan, mandat dan fungsi AICHR. Diantaranya: promosi dan melakukan perlindungan terhadap HAM serta kebebasan fundamental dari masyarakat ASEAN; meningkatkan hak masyarakat ASEAN untuk dapat hidup damai, bermartabat dan sejahtera; serta meningkatkan kesadaran publik tentang HAM melalui pendidikan, penelitian dan diseminasi. Sementara itu, ACWC merupakan Komisi Pemajuan dan Perlindungan Hak-hak Perempuan dan Anak yang dibentuk pada 7 April 2010 dalam KTT ASEAN ke-16. Dalam melaksanakan fungsinya ACWC juga berpedoman pada TOR ACWC. Karena itu, pembahasan  dan review terhadap kedua TOR tersebut dinilai sangat penting untuk dilakukan.

Pada kesempatan tersebut setiap perwakilan negara yang hadir diberikan kesempatan untuk mempresentasikan permasalahan dan pencapaian pelaksanaan HAM di negaranya masing-masing. Rizky mengaku senang dapat menjadi perwakilan pemuda Indonesia dalam kegiatan tersebut.
“Banyak sekali ilmu yang bisa kami peroleh. Saya dan peserta lainnya juga mendapat kesempatan untuk belajar mengenai ASEAN Structure Organs, Advocacy, ASEAN Communitty, Lobbying, ASEAN Mechanism 2014 dan ASEAN System 2014. Selain itu juga mendapat tambahan ilmu tentang migrant worker dan praktik membuat video kampanye,” jelasnya.

Pada hari terakhir para peserta berkesempatan untuk mengunjungi Sekretariat ASEAN di Jakarta Selatan. Disana Rizky beserta peserta lainnya melakukan dialog dengan AKP Mochtan, PhD.,  selaku Deputy Secretary-General Community and Corporate Affairs Department. Berbagai hal dibahas dalam dialog tersebut, salah satunya tentang peranan generasi muda dalam AICHR dan ASEAN.

Rizky berharap rekan-rekan sebayanya para generasi muda dapat lebih berperan aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, baik dalam tingkat regional, nasional maupun internasional.
“Untuk yang ingin berkecimpung di tingkat internasional, teman-teman dapat bergabung dalam kegiatan Asean Youth Forum seperti saya. Dalam kegiatan itu setiap anak muda yang bergabung mempunyai kesempatan untuk bisa memberikan kontribusinya  dan berdialog dengan pemuda ASEAN. Peran serta kita sebagai anak muda juga amatlah penting dalam suatu pengambilan keputusan,” ungkap Rizky. [dna]