4 Mahasiswa PTIIK Sabet 6 Medali Kejuaraan Karate Terbuka Maesa Cup 2013

4 Mahasiswa PTIIK Sabet 6 Medali Kejuaraan Karate Terbuka Maesa Cup 2013

Empat Mahasiswa PTIIK UB berhasil membawa pulang enam medali dalam ajang Kejuaraan Karate Terbuka Maesa Cup 2013 (5-7/7). Mereka adalah Erwin Hadi Saputra (TIF/2009) sebagai juara III Kata Beregu Putra Senior, Jeanni Kusuma Nur Anggraeni (SI/2012) sebagai Juara III Kata Beregu Putri Senior dan Juara III Komite Putri Senior 55kg, Frida Ayundha (SI/2012) Juara III Kata Beregu Putri Senior dan Juara III Komite Putri Senior 50kg, sementara Agung Nugroho (TIF/2012) sebagai Juara III Kata Beregu Putra Senior. Dalam ajang yang digelar di GOR KODAM V Brawijaya, Jl. Hayam Wuruk Surabaya ini ribuan atlet karate perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia dan Malaysia turut berpartisipasi. UB sendiri sebenarnya mengirimkan 15 atlet sebagai perwakilan. Akan tetapi hanya 7 orang atlet yang berhasil meraih juara dimana 4 diantaranya adalah mahasiswa PTIIK, sedangkan 3 lainnya berasal dari FISIP dan FH.

Erwin, Jeanni, Frida dan Agung mengaku sangat senang bisa mengharumkan nama UB khususnya PTIIK. Mereka juga bangga karena bisa menang melawan para peserta lainnya yang juga cukup tangguh.
“Di Maesa Cup ini terkenal sering kali dijadikan sebagai ajang tryout para atlet pelatnas, sebelum masuk ke kompetisi dengan tingak yang lebih tinggi. Persaingannya ketat, kelasnya tinggi, tapi kami bisa dapat juara. Jadi ya cukup senang dan bangga juga,” jelas Erwin.

Keberhasilan ini tidak dicapai dengan mudah. Keempatnya mengaku harus berlatih keras dan menjalani latihan intensif sejak satu bulan sebelumnya. Bahkan dalam satu hari setiap atlit bisa berlatih hingga tiga kali. Setelah ajang Maesa Cup ini mereka mengaku tetap melakukan latihan rutin sekalipun dibulan puasa. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan diri menyambut Pekan Olahraga Mahasiswa Tingkat Daerah (POMDA), yang rencananya akan digelar sekitar bulan September 2013.
“Kami benar-benar serius untuk menghadapi POMDA ini. Saat puasa kami juga tetap latihan. Sore kita latihan, waktu buka puasa kita istirahat sebentar sholat maghrib dan tarawih. Habis itu kita latihan lagi,” ungkap Jeanni.

Keseriusan mereka menyongsong POMDA ini dilatarbelakangi oleh catatan dimana UB berhasil meraih juara umum kedua pada POMDA tahun lalu. Karenanya, pada tahun ini juara umum pertama POMDA sudah menjadi target para atlet perwakilan UB. Diharapkan keseriusan para atlet ini bisa mendapatkan support penuh baik dari UB maupun PTIIK.
“Kami harap bisa dapat dukungan dari UB dan PTIIK. Karena kami sudah benar-benar serius berjuang untuk POMDA. Dukungan yang kami harapkan berupa pemenuhan sarana prasarana untuk kami berlatih, seperti matras, glove, pelindung kaki dan peralatan standar untuk karate. Karena selama ini untuk matras saja masih belum tersedia. Kadang kami harus menyewa matras atau berlatih di lantai. Ini sangat riskan untuk persiapan bertanding. Karena tanpa peralatan standar selama latihan kemungkinan kami mengalami cedera akan semakin tinggi, misalkan kaki sobek kena lantai. Itu akan menurunkan kesiapan kami di kompetisi,” ungkap Erwin yang diamini oleh ketiga temannya. [dna]