Puluhan Lulusan Hadiri Rekrutmen Kampus PT GDP
PT Global Digital Prima (GDP) bekerjasama dengan Job Placement Center (JPC) dan Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK ) Universitas Brawijaya menggelar rekrutmen kampus (5-7/10). Terdapat dua tahapan seleksi yang dilakukan, yaitu (1) psikotes dan focus group discussion serta (2) interview. Sekitar 46 lulusan yang hadir tidak hanya berasal dari UB, tapi juga dari perguruan tinggi lain di Malang seperti UMM, Ma Chung dan ITN.
Untuk diketahui, ini merupakan kedua kalinya PT GDP menggelar rekrutmen kampus di PTIIK UB. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut MoU kerjasama PTIIK dengan PT GDP. Menurut Sandra Kumalasari, Head of Human Resources PT GDP, hingga saat ini telah ada 3 orang lulusan PTIIK yang bergabung sebagai IT staff di PT GDP. Dengan kinerja yang baik dari ketiganya, maka PT GDP berharap bisa memperoleh lebih banyak resources berkualitas dengan menggelar acara serupa kedepannya.
“Unit usaha kita cukup banyak seperti blibli.com, kaskus, infokost, mindtalk dan lain sebagainya. Jadi kebutuhan untuk IT staff akan selalu ada untuk beberapa waktu kedepan ini,” ungkapnya.
Pada seleksi tahap pertama rekrutmen tersebut, peserta diharuskan untuk menyelesaikan berbagai soal psikotes dengan waktu yang terbatas. Setelah itu peserta dibentuk dalam beberapa kelompok untuk kemudian melaksanakan focus group discussion. Pada sesi itu dilakukan penilaian atas softskill peserta yang terdiri atas kemampuan menyampaikan pendapat, cara berkomunikasi, hingga kemampuan kerjasama dalam tim. Sejumlah 16 peserta lolos dari tes tahap pertama dan langsung menjalani tes interview pada hari berikutnya. Hasil tes interview kemudian akan dijadikan bahan pertimbangan menentukan peserta yang lolos ke seleksi tahap selanjutnya.
Menurut Sandra, dari pengalaman rekrutmen yang telah dilakukan di PTIIK sejauh ini, diketahui bahwa kebanyakan peserta mengalami kegagalan di sesi user interview. Umumnya para peserta kurang bisa menyampaikan pengetahuan teorinya jika diimplementasikan pada aplikasi nyata. Kebanyakan peserta juga seringkali lupa pada pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang dipelajarinya di perguruan tinggi pada semester awal.
“Hal ini juga sudah kami diskusikan dengan Pak Sutrisno selaku ketua PTIIK. Harapannya ke depan PTIIK dan GDP bisa menemukan solusi agar mahasiswa tidak hanya hafal teori kemudian seiring waktu terlupakan.Mungkin diperlukan sistem supaya mahasiswa bisa terus mempraktekkan teori dalam aplikasi nyata, sehingga materi itu terus diingat meski sudah lewat waktu perkuliahannya,” ujar Sandra.
Selain itu, hal lain yang membuat peserta gagal adalah permintaan atas reward yang cukup tinggi pada awal karir.
“Kita pasti sudah memperhitungkannya sebelum menetapkan reward, berapa kebutuhan untuk tempat tinggal, makan, dan lain sebagainya. Jadi perhitungannya sesuai dengan kenyataan dan realistis,” jelasnya lagi. [dna]