Pemantauan Progress PKM Melalui MONEV Internal

Pemantauan Progress PKM Melalui MONEV Internal

Jelang Monitoring dan Evaluasi (MONEV) oleh DIKTI, Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) UB melakukan pemantauan progress kelompok PKM dari PTIIK dengan mengadakan MONEV Internal (27/6). Dalam kegiatan yang digelar di Ruang Meeting ged. A PTIIK ini 12 kelompok PKM beserta dosen pendampingnya hadir secara bergantian sesuai jadwal yang telah ditetapkan untuk melakukan presentasi perkembangan pelaksanaan PKM masing-masing. Sementara itu tim reviewer yang ditunjuk untuk melakukan penilaian dan memberi masukan perbaikan adalah tiga orang dosen PTIIK, yaitu Eko Sakti Pramukantoro.,S.Kom, M.Kom, Eko Setiawan,ST., M.Eng., dan Eriq M. Adams J, S.T., M.Kom.

Dalam MONEV internal tersebut setiap kelompok diberikan waktu 10 menit untuk melakukan presentasi dan 20 menit menjawab pertanyaan dari para reviewer. Dalam presentasi dengan waktu yang terbatas itu setiap kelompok harus mampu menyampaikan garis besar proyek PKMnya yang terdiri dari penjelasan latar belakang pemilihan proyek PKM, metodologi, isi serta hasil dari pelaksanaan PKM masing-masing.

Eko Sakti mengatakan, alokasi waktu yang diterapkan dalam MONEV Internal ini sengaja diterapkan dengan merujuk peraturan MONEV DIKTI. Hal ini dimaksudkan agar setiap kelompok dapat memiliki gambaran tentang kondisi yang akan dirasakan saat MONEV DIKTI nantinya.

Menurut hasil evaluasi dari tim reviewer, secara garis besar seluruh kelompok telah memiliki progress yang baik dalam pelaksanaan proyek PKMnya. Akan tetapi masih ada beberapa kekurangan baik dari segi kesesuaian materi, finishing dan cara melakukan presentasi yang masih harus diperbaiki.
“Berdasarkan hasil pantauan kami bertiga secara garis besar sudah bagus. Akan tetapi masih ada beberapa kelompok yang perlu melakukan perbaikan, terutama masalah presentasi. Kebanyakan cara penyajian presentasinya kurang menarik dan juga banyak yang masih melebihi waktu yang sudah ditentukan. Selain itu banyak kelompok yang masih membuat logbook dengan diketik menggunakan komputer dan diprint. Padahal biasanya reviewer dari DIKTI meminta logbook agar ditulis tangan,” jelas Eriq.

Selain itu Eko Setiawan menambahkan bahwa masih banyak juga kelompok yang masih belum memahami esensi dari tiap jenis PKM.
“Jadi misalkan PKM-Penelitian itu ada yang penjelasan mengenai metodenya masih kurang. Lalu untuk PKM-Kewirausahaan(PKM-K) juga masih ada yang belum jelas sisi bisnisnya, jadi bisnis plannya masih belum dijelaskan,” ujar Eko Setiawan.

Hingga saat ini untuk kelompok PKM-K, masih banyak yang progressnya masih sampai pada pembuatan barang. Padahal untuk MONEV DIKTI juga akan dinilai bagaimana hasil penjualan barang yang dibuat.
“Jadi untuk PKM-K mash banyak yang hanya membuat produknya saja. Jadi laba mereka masih nol, bahkan ada yang belum melakukan proses pemasaran. Padahal untuk jenis PKM Kewirausahaan akan lebih dinilai dari bagaimana progress sisi bisnisnya,” tambah Eko Sakti.

Dari berbagai kendala yang ada tersebut selain memberikan masukan pada tiap kelompok, tim reviewer juga menyarankan adanya bantuan dan dukungan dari pihak PTIIK untuk meningkatkan progress kelompok PKM. Wujud bantuan ini dapat berupa pelaksanaan pelatihan tentang bagaimana melakukan presentasi yang baik dari narasumber yang berkompeten, atau dapat juga menggelar bazar atau kegiatan serupa untuk membantu pemasaran produk dari kelompok PKM-K. [pam/dna]