“Ngapain Jadi Pekerja Kalau Bisa Ngasih Kerjaan”

“Ngapain Jadi Pekerja Kalau Bisa Ngasih Kerjaan”

“Ngapain jadi pekerja kalau bisa ngasih kerjaan,” ujar Sandio Dwiko Mustika, ketua pelaksana kegiatan Seminar Digital Business yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Informatika (HMIF) PTIIK UB. Dalam acara yang digelar di Auditorium lantai 2 Gedung dekanat FT UB (12/4) itu para peserta mendapat tambahan ilmu bermanfaat bukan hanya tentang online shop saja, tapi juga mencakup segala bisnis/usaha yang dikemas dalam bentuk Digital.
“Jadi yang dibahas bukan tentang online shop saja tapi juga bisnis atau usaha dalam bentuk digital. Seperti membuat game atau jasa network management,” jelas mahasiswa PTIIK yang akrab dipanggil Sandi ini.

Menurut Sandi, kegiatan ini dibuat karena saat ini banyak mahasiswa IT dengan pemikiran dan ide-ide baru dan kreatif, namun masih kurang dalam pengetahuan tentang kerasnya persaingan dalam dunia digital. Karena hal tersebut maka banyak yang usahanya tenggelam karena kalah bersaing dengan karya orang lain.
“Seperti kita tahu, dunia digital menjaring seluruh pengguna di dunia dan merupakan sebuah lapak yang sangat besar. Jadi banyak persaingan,” jelasnya.

Yang dipercaya untuk menjadi pemateri dalam seminar tersebut adalah para founder yang telah mampu bertahan di dunia Digital Entrepreneur hingga saat ini. Pembicara pertama adalah Ir. Lilik Setyobudi, MS., Ph.D., ketua Inkubator Bisnis (Inbis) UB. Beliau telah sering diundang ke berbagai instansi untuk menjadi pemateri bahkan hingga ke luar negeri, karena pengetahuannya yang luas tentang konsep entrepreneur. Pada kesempatan itu Ir. Lilik menyampaikan materi Introduction to Entrepreneur. Pengantar ini penting karena banyak orang yang masih sulit membedakan antara entrepreneur, intrapreneur, dan intrepreneur.

Ir. Lilik Setyobudi, MS., Ph.D.Sementara itu sebagai pembicara kedua dihadirkan Danton Prabawanto , founder dan pemilik tunggal PT Beon Intermedia, dengan produknya JagoanHosting.comJagoanStore.com, dsb. Beliau menyampaikan materi tentang How to Survive in Digital Business. Dari praktisi yang kaya pengalaman ini, sekitar 190 peserta seminar mendapat penjelasan tentang kiat-kiat agar usaha digitalnya tidak tenggelam oleh pesaing lain. Danton berbagi pengetahuannya mengenai cara promosi yang cocok di dunia bisnis digital dan juga cara meneliti kekurangan dari usaha yang dibuat.

Pembicara ketiga, Frida Dwi Iswantoro yang merupakan salah satu founder dari Studio Game Agate Jogja (AgateJogja.com dan AgateStudio.com) menyampaikan materi tentang Innovation is Important. Dalam materi yang diberikannya dijelaskan bahwa meskipun usaha digital seseorang telah sukses, tidak berarti orang tersebut bisa berdiam diri dan merasa aman. Karena dibutuhkan juga langkah-langkah yang tepat, agar usaha digital yang telah dibangun itu bisa stabil atau bahkan meningkat.

Melihat antusiasme peserta dalam dunia bisnis digital, Sandy berharap nanti kedepannya dapat menjalankan suatu program kerja untuk membentuk Malang IT Developer Gathering, dimana dibawah naungan PTIIK UB dapat dipertemukan Programmer, Artist, Composer, Investor dan Designer untuk saling bertukar ide membuat karya yang dapat mengembangkan Entrepreneur Dunia Digital di Malang.
“Karena di Malang sendiri belum ada gathering semacam itu. Sehingga ketika memiliki suatu ide, jadi susah terwujud karena teman-teman yang kita kenal mungkin hanya programmer saja. Jadi jika nanti gathering ini bisa terlaksana akan memungkinkan programmer, artist, composer, investor dan designer bisa berbagi ide. Bisa dibayangkan jikalau investor yang mendengar langsung tertarik dengan ide salah satu orang dalam gathering tersebut, pasti akan sangat membantu, dan sedikit demi sedikit membuat Entrepreneur Dunia Digital di Malang semakin berkembang,” pungkasnya. [dna]

Berita terkait: Prasetya Online