Manfaat Besar Dari Rangkaian Kegiatan Kerjasama PTIIK dengan IBM dan AdIns

Manfaat Besar Dari Rangkaian Kegiatan Kerjasama PTIIK dengan IBM dan AdIns

Kerjasama Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) dengan IBM dan AdIns benar-benar memberi manfaat yang besar bagi mahasiswa PTIIK UB. Hal ini terbukti dengan telah terselenggaranya rangkaian kegiatan yang telah dengan sukses digelar mulai tanggal 23-27 Maret 2013. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari Boot Camp dan Sertifikasi IBM DB2, Campus Recruitment oleh AdIns dan Kuliah tamu Smarter Computing oleh IBM dan AdIns.

Rangkaian kegiatan diawali dengan kegiatan Boot Camp dan Sertifikasi IBM DB2. Boot Camp yang digelar selama dua hari (23-24/3) di Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan Komunikasi Dasar (KomDas) PTIIK ini merupakan merupakan sebuah pelatihan yang diberikan oleh PTIIK UB kepada sejumlah mahasiswa yang akan melakukan Sertifikasi IBM DB2 (25-26/3). Ada total 58 peserta baik dari mahasiswa maupun umum yang mendaftar untuk mengikuti Boot Camp dan Sertifikasi IBM DB2 ini.

Satrio Agung Wicaksono, S.Kom., M.Kom, dosen PTIIK sekaligus tentor dalam Boot Camp menyampaikan bahwa dalam dua hari Boot Camp tersebut peserta mendapat total 12 materi yang akan sangat berguna untuk persiapan menghadapi tes Sertifikasi IBM DB2 yang sesungguhnya. Materi yang disampaikan antara lain pengetahuan umum tentang relational database, pengenalan IBM DB 2, security and recovery dan tren teknologi database. Berkat Boot Camp ini, 91% dari total peserta yang mengikuti Sertifikasi pada dua hari berikutnya berhasil lulus dan mendapatkan sertifikasi 302A (academic initiatif) serta 730 (IBM DB2 Fundamental). Sertifikasi tersebut akan sangat berguna bagi para peserta yang akan memasuki dunia kerja, karena perusahaan-perusahaan besar pengguna IBM (IBM bussines partner) akan memberikan nilai tambah bagi pelamar yang pernah mengikuti sertifikasi IBM. Dengan nilai kelulusan yang tinggi itu maka pihak IBM berniat akan terus memberikan bantuan penyelenggaraan program sertifikasi pada PTIIK UB.

Tidak hanya itu kehadiran IBM dan AdIns di PTIIK juga memberikan berkah tersendiri bagi lulusan maupun mahasiswa PTIIK semester akhir, karena mereka mendapatkan kesempatan mengikuti Campus Recruitment untuk mengisi posisi yang sangat menjanjikan, yaitu Management Trainee IT BCA, dan IT internal AdIns. Daniel Adhinugraha W. MM, MCom (Is), PMP, AdIns Center of Excellence & HRD Department yang hadir untuk memandu rekrutmen, membuka acara dengan memberikan paparan singkat mengenai BCA dan AdIns. Dirinya menjelaskan bahwa BCA adalah perusahaan yang menganggap IT adalah aset perusahaan, sehingga para IT yang nantinya berkarir di BCA akan terus belajar dan bisa berkembang pengetahuannya, tidak hanya melakukan tugas rutin sehari-hari saja. Begitu juga dengan AdIns, sangat menghargai setiap karyawannya sebagai aset berharga perusahaan. Daniel mengatakan bagi peserta yang nantinya lolos seleksi penerimaan baik di AdIns maupun di BCA, akan mengikuti masa training terlebih dahulu selama 6 bulan di Jakarta.
“Kalo lolos nanti kalian akan training dulu di Jakarta 6 bulan, dan jangan kuatir kalian juga akan dapat uang saku juga yang nilainya juga lumayan. Mau apa lagi? Kalian belajar saja dapat ilmu trus dapat uang saku lagi. Pasti jadi pengalaman yang berharga buat kalian,” jelas Daniel pada total sekitar 35 peserta yang antusias mengikuti rekrutmen.

Pada 27 Maret 2013, akhirnya rangkaian kegiatan tersebut ditutup dengan kuliah tamu yang meghadirkan pemateri dari IBM dan AdINs, Hendrawan (Partner Executive – ISV & Developer Relations IBM Software Group, Indonesia) dan Ricky Suryo Utomo (AdIns IM & Data Analytics Dept. Head). Dalam kuliah tamu yang bertajuk “Smarter Computing: Career and Future Direction” tersebut mahasiswa PTIIK yang hadir diberikan berbagai informasi mengenai IBM dan AdIns. Dari situ para mahasiswa yang awalnya hanya mengetahui bahwa IBM adalah perusahaan IT yang memproduksi dan menjual perangkat keras dan perangkat lunak komputer, kini paham bahwa IBM justru lebih menekankan usahanya pada pelayanan jasa untuk membangun suatu teknologi atau sistem bagi perusahaan atau suatu daerah tertentu agar menjadi lebih baik.
“Sebagai contoh untuk transportasi di Singapore IBM yang merancang sistem dan membangun teknologinya sehingga sampai sekarang kalian bisa melihat sendiri bahwa Changi Airport bisa menjadi bandara internasional yang terbersih dengan didukung sistem yang canggih. Itu kita IBM yang membangunnya. Kita sebut itu proyek smarter city,” jelas Hendrawan.

Hendrawan juga menjelaskan pula mengenai kesempatan berkarir di IBM, dimana rekrutmen IBM juga bisa melalui jalur sertifikasi. Semakin tinggi sertifikasi IBM pelamar maka semakin tinggi pula kemungkinannya untuk direkomendasikan berkarir di IBM atau di IBM Business Partner. Selain itu, bagi yang berminat untuk mendapat berbagai ilmu lewat training dari IBM langsung, dapat mendaftar dan mengikuti program IBM Apprenticeship Indonesia, yang info lengkapnya dapat dilihat di website www.ibmapprenticeshipindonesia.com.

Sementara itu Ricky dari AdIns banyak memberikan pengetahuan mengenai cabang-cabang bidang IT yang mulai saat ini dapat dipelajari lebih mendalam oleh para mahasiswa.
“Untuk di AdIns sendiri dibagi jadi beberapa departemen sesuai dengan bidang IT yang ditangani seperti confins multi finance, information management & analytics, document solution, mobile solutions, digital signage solution, IT Professional Development, dan Customized Development. Jadi yang mulai sekarang merasa suka dan minat di pengembangan aplikasi mobile bisa lebih didalami nanti kalau di AdIns itu akan masuk departemen mobile solution,” jelasnya.

Sebagai penutup Ricky juga menyampaikan beberapa tips agar sukses berkarir di bidang IT, antara lain mendapatkan standar industri (seperti sertifikasi IBM dll), meningkatkan professionla value dengan menekuni bidang yang diminati, serta membangun semangat enterpreneur.
“Untuk jadi enterpreneur tidak harus keluar dari pekerjaan dan membangun usaha sendiri. Kalian membangun aplikasi kalian sendiri dan jika akhirnya dipercaya untuk dibeli dan digunakan pihak lain itu juga bentuk enterpreneur, bedanya kalian memanfaat sarana dan prasarana yang sudah disiapkan perusahaan, tapi tetap untuk proyek aplikasi kalian sendiri,” pungkas Ricky. [dna]