Peluang Penelitian di Bidang Bioinformatika
Peluang penelitian di bidang Bioinformatika masih sangat besar. Hal ini disampaikan oleh Widodo S.Si., M.Si., Ph.D.,Bioinformatics Expert dari Jurusan Biologi Universitas Brawijaya.
“Meskipun di luar negeri sudah banyak yang melakukan penelitian di bidang ini tapi peluangnya di Indonesia masih sangat besar. Karena di sini masih jarang yang meneliti di bidang ini dan karakteristik setiap orang di setiap negara tentunya berbeda. Sehingga hasil penelitian dari luar bisa berbeda dengan di Indonesia,” jelas Widodo dalam acara Sharing dan Diskusi Penelitian Bidang Bioinformatika dan Kesehatan yang digelar di Laboratorium Komputer Dasar PTIIK (22/3). Kehadiran Widodo di PTIIK tersebut dimaksudkan untuk memenuhi undangan Ketua PTIIK, Ir. Sutrisno MT agar dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan di bidang Bioinformatika kepada para dosen dan mahasiswa PTIIK yang hadir.
Dalam paparannya Widodo menjelaskan bahwa Bioinformatika adalah kategori ilmu baru yang menggabungkan antara ilmu biologi, kedokteran, dan teknik informatika. Di Amerika sendiri ilmu ini telah berkembang sejak tahun 1990 dimana pada saat itu marak penelitian tentang DNA sequencing (pengurutan DNA manusia). Hingga akhirnya pada tahun 2006 berhasil dikumpulkan data 3 milyar dasar DNA dan 30.000 gen baru. Meski demikian jumlah itu diperkirakan baru 3% dari total DNA manusia yang ada. Saat ini data struktur DNA itu telah dipublikasi di internet berupa protein data bank dan DNA data bank yang dapat diakses tanpa berbayar. Untuk protein data bank bisa didapat pada situs www.pdb.org dan untuk DNA data bank dapat diakses di situs www.ncbi.nlm.nih.gov.
Menurut Widodo database dan Bioinformatika ini akan sangat berguna dikemudian hari untuk berbagai bidang. Misalkan untuk kesehatan dengan adanya penelitian Bioinformatika ini nantinya dokter dapat mendeteksi penyakit seseorang dengan lebih akurat dan kemudian dapat memberikan obat yang tepat untuk penyembuhan penyakitnya. Diharapkan kedepannya dengan Bioinformatika ini para dokter dapat mengecek obat yang tepat dengan memeriksa DNA setiap orang.
“Jadi selama ini sering kali kita temukan misalkan penderita jantung A ketika diberikan obat A bisa sembuh. Tapi dilain pihak obat A ini ternyata tidak memberi efek penyembuhan jika diberikan kepada pasien B dengan penyakit yang sama. Hal ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan struktur DNA antara pasien A dan pasien B. Karenanya obat A itu dapat memberi efek yang berbeda pula. Pada pasien A obat dapat menjadi penyembuh, sedangkan ketika diberikan pada pasien B malah menjadi toxic,” ujar Widodo.
Mengingat banyaknya variasi data karena beragamnya struktur DNA manusia, maka untuk melakukan penelitian akan sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama jika menggunakan cara manual. Disitulah peran dari peneliti di bidang IT, yaitu untuk memodelkan atau membuat program yang dapat membandingkan kondisi DNA normal pada orang sehat dan membandingkannya dengan DNA orang yang menderita penyakit tertentu. Hingga saat ini aplikasi software untuk Bioinformatika yang telah ada antara lain Software Identifikasi Bakteri (misalkan untuk mendeteksi bakteri yang menkontaminasi susu), dan software penghitung jumlah bakteri yang gunanya untuk mengetahui banyaknya bakteri yang menginfeksi seseorang, sehingga dapat menentukan obat apa yang sesuai.
Semua aplikasi software tersebut membutuhkan keahlian dibidang biokimia dan teknik informatika untuk menterjemahkan data dalam bahasa biokimia ke bahasa komputer sehingga dapat lebih mudah untuk diproses. Karenanya pada kesempatan itu Widodo juga mengundang para dosen dan mahasiswa dari PTIIK untuk dapat melakukan penelitian bersama dengan membentuk working group. Nantinya dari pihak jurusan Biologi akan memaparkan berbagai masalahnya dalam penelitian yang membutuhkan perhitungan algoritma dimana hal ini lebih dikuasai oleh pihak PTIIK. Diharapkan pertemuan ini dapat berkelanjutan dan menghasilkan suatu penelitian bersama yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Widodo juga menyarankan agar dosen/ ahli dan mahasiswa dari PTIIK dapat juga mulai mempelajari tentang Bioinformatika melalui jurnal yang dapat diakses bebas di internet, antara lain di situs BMC Bioinformatics, Ploscombiol dan Bioclues. Hal ini penting untuk meningkatkan pemahaman tentang Bioinformatika sebelum akhirnya masuk untuk melakukan penelitian bersama. [dna]