Penjajakan Kerjasama Research PTIIK dengan UoW Australia

Penjajakan Kerjasama Research PTIIK dengan UoW Australia

Upaya Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya untuk dapat mencetak lulusan yang berkualitas dan dapat bersaing dalam era globalisasi terus dilakukan. Salah satunya dengan mengadakan penjajakan kerjasama research/ penelitian dengan University of Wollongong (UoW) Australia. Pada Jumat, 25 Januari 2013 Prof. Willy Susilo (ARC Future Fellow UoW Australia) memenuhi undangan untuk hadir di PTIIK berbagi pengalaman researchnya serta membahas kemungkinan kerjasama yang dapat dijalin. Bertempat di Ruang Jamuan Lt. 6 Rektorat UB, acara dibuka dengan sambutan dari Ketua PTIIK, Ir. Sutrisno M.T. yang memberikan gambaran umum tentang PTIIK.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sharing pengalaman dan pemaparan hasil research yang telah dilakukan oleh Prof. Willy selama perjalanan karirnya. Membuka sharing-nya Prof. Willy bercerita bahwa dirinya adalah pria kelahiran Surabaya yang mendapatkan gelar S1-nya di Universitas Surabaya. Prof. Willy mengatakan bahwa kunci suksesnya selama ini adalah rajin membaca. Selama menempuh studi S1, Prof. Willy mengaku dirinya justru mendapat banyak ilmu dari membaca berbagai literatur dan jurnal baik dari dalam maupun luar negeri. Semangatnya yang tinggi untuk belajar ini termotivasi oleh cita-citanya yang ingin memberikan kontribusi berarti bagi masyarakat. Menurut Prof. Willy, yang terpenting dari paper atau penelitian seseorang itu bukanlah kuantitas/ jumlah paper yang dibuat, namun kualitasnya.
“Jadi tujuan researcher  itu jangan membuat paper yang banyak. Membuat paper sedikit tidak apa-apa. Tapi paper itu memberikan banyak pengaruh/ dampak yang jelas bagi banyak orang,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Prof. Willy juga menjelaskan mengenai hasil penelitiannya di bidang kriptografi/ pengamanan komputer kepada dosen dan mahasiswa PTIIK yang hadir. Dirinya saat ini sedang mengembangkan sistem CAPTCHA (Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans Apart), yaitu suatu sistem pengamanan komputer yang berfungsi untuk membedakan apakah pemakai adalah mesin/program komputer ataukah manusia. Sistem seperti ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Google, untuk menghindarkan dari berbagai kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh attacker.
“Bahkan google mau mengeluarkan dana hingga trilyunan, untuk mengembangkan jenis CAPTCHA baru yang lebih aman. Karena untuk jenis CAPTCHA yang ada saat ini masih punya banyak kelemahan yang dapat ditembus oleh attacker,”
ujar Prof. Willy.

Menurut Prof. Willy untuk bisa membuat penelitian yang baik, maka seorang peneliti harus jeli dalam melihat kebutuhan yang ada disekitarnya. Karenanya update informasi terbaru dalam bidang yang ditekuni sangatlah penting. Selain itu, jika telah menemukan kebutuhan masyarakat, seorang peneliti harus mau mempelajari hasil peneliti terdahulu dan menemukan apa kelemahannya untuk kemudian diperbaiki.

Dalam sesi diskusi, juga sempat dibahas mengenai berbagai kemungkinan kerjasama yang dapat dijalin oleh PTIIK dan UoW. Disebutkan oleh Prof. Willy bahwa kerjasama ini dapat berupa Individual Project (proyek kerjasama yang dapat dibangun secara individual anggota civitas PTIIK seperti dosen, mahasiswa atau staff dengan anggota civitas UoW membahas penelitian pribadi dsb.) dan Institution Project (kerjasama yang memang secara institusional dibangun oleh PTIIK dan UoW, seperti program double degree yang perlu penyetaran materi perkuliahan dan pemberian beasiswa kepada dosen yang ingin melanjutkan S3nya di bidang Kriptografi).

Acara kunjungan dan penjajakan kerjasama ini kemudian ditutuup dengan pemberian cindera mata dari PTIIK kepada Prof. Willy Susilo selaku perwakilan dari UoW. (dna)