Abstract
Pertolongan gawat darurat melibatkan dua tahap, keduanya sangat penting dilakukan untuk menyelamatkan nyawa pasien. Tahap-tahap ini adalah tahap pra rumah sakit dan tahap rumah sakit. Pertolongan gawat darurat memiliki standar pelayanan yang dinamakan respon time atau waktu tanggap maksimal 10 menit. Waktu tanggap darurat merupakan akumulasi waktu dari waktu saat pasien tiba di UGD sampai mendapat respon dari petugas UGD dengan waktu pelayanan yang diperlukan pasien sampai selesai proses penanganan gawat darurat. Sedangkan penanganan pra rumah-sakit berupa kemampuan memobilisasi pasien menuju lokasi rumah sakit yang tepat juga berperan penting untuk menyelamatkan pasien. Bagian awal dari penanganan gawat darurat pra rumah sakit adalah menentukan rute ke rumah sakit yang terpendek. Dengan rute yang terpendek diharapkan secara tidak langsung dapat memperkecil resiko kegagalan proses penanganan pasien gawat darurat fase pra rumah sakit akibat dari terlalu lama di jalan. Dari hasil pengujian algoritma dijkstra dapat menyelesaikan permasalahan rute terpendek.