Abstract
Dewasa ini fakta bahwa negara Indonesia berpotensi untuk menjadi negara eksportir di bidang agrikultur terbesar sudah menjadi tidak relevan mengingat pada era-era pembangunan hingga sekarang banyak kasus degradasi lahan pertanian yang terjadi akibat berbagai faktor sehingga banyak petani mulai mengembangkan solusi akan permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan penerapan pertanian Tumpangsari. Tumpangsari merupakan salah satu teknik pertanian dimana petani melakukan pertanian lebih dari satu jenis tanaman (polikultur) dengan waktu yang hampir sama atau dalam satu lahan tani. Munculnya solusi ini tidak diimbangi dengan teknologi dan pengetahuan petani akan pola tanam ini. Masih banyak petani yang cenderung mengandalkan perhitungan nalar dan perkiraan untuk menyamaratakan pupuk yang digunakan pada tiap tanaman yang digunakan pada saat tumpangsari padahal pada pertanian tumpangsari terdapat persaingan unsur hara antar tanaman sehingga membutuhkan perlakuan pemupukan yang lebih. Pada penelitian ini, permasalahan optimasi nutrisi pupuk ini dapat diselesaikan dengan suatu pendekatan baru yang disebut Algoritma Genetika Hibridasi (AGH). Metode ini dapat menyelesaikan pencarian rekomendasi nutrisi pupuk yang efisien bagi pola tanam tumpangsari. Dari hasil pengujian menggunakan AGH menggunakan 2 jenis tanaman, 3 jenis pupuk, jumlah populasi 100, jumlah generasi 700, jumlah iterasi tabu 70, probabilitas crossover 0,3 dengan rata-rata nilai fitness 5,08 x 10-8 mampu memenuhi kebutuhan hara tanaman. Hasil terbaik yang didapatkan hasil pengujian sistem dapat menghemat biaya sebesar 0,03 %