Proses bisnis adalah urutan langkah-langkah dari awal sampai akhir yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. DISBUDPAR sebagai sektor andalan perekonomian Kabupaten Lumajang memiliki proses bisnis utama dalam mempromosikan kebudayaan dan pariwisata, namun terdapat proses bisnis internal lainnya yang tidak kalah penting. Terdapat beberapa masalah di proses bisnis yang berjalan di DISBUDPAR Lumajang yang membutuhkan perbaikan guna mengoptimalkan proses bisnis dan memberikan nilai tambah. Penelitian ini mengacu kepada TOGAF ADM dan pemodelan proses bisnis menggunakan BPMN. Hasil penelitian berupa rancangan arsitektur bisnis yang terdiri dari dokumen-dokumen yang berisi model proses bisnis yang ada saat ini, hasil Analisis fit/gap untuk mengetahui teknik perbaikan mana yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu, model proses bisnis yang direkomendasikan, dan hasil perbandingan antara proses bisnis saat ini dan rekomendasi. Dari hasil Analisis fit/gap menunjukkan bahwa teknik perbaikan yang dilakukan terlebih dulu adalah teknik perbaikan dengan persen terbesar, yaitu Eliminated dengan Gap sebesar 90%. Simplify dengan Partial sebesar 76,9%. Integrated dengan Gap sebesar 75%. Automated dengan Partial sebesar 70,3%. Selisih waktu proses bisnis saat ini dan rekomendasi Penerbitan NIOK selama 45 menit, Permohonan Izin TDUP selama 23 jam 6 menit, Pelaksanaan Promosi Wisata selama 10 hari 1 jam 12 menit, Surat Masuk selama 44 menit, Surat Keluar selama 21 menit, Pengaduan selama 40 menit, dan Pendistribusian Barang selama 2 hari 1 jam 59 menit. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk perbaikan proses bisnis dan pengembangan sistem informasi sebagai pendukung proses bisnis.