Abstract
Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada anak yang disebabkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom (Cuncha, 1992). Penyebabnya di karenakan adanya penggandaan pada kromosom 21 yang berubah menjadi 3, factor tersebut bisa terjadi di karenakan adanya factor keturunan dari gen orang tua dan juga dari kelainan atau penyimpangan kromosom semasa konsepsi. Dalam kenyataannya mungkin cenderung sulit untuk membedakan seseorang mengidap down syndrome atau tidak, penyakit ini dapat di deteksi dengan gejala-gejala yang dirasakan di dalam tubuhnya. Para teknisi kesehatan dan para orang tua perlu dibantu dalam pendeteksian penyakit ini. Beberapa pengetahuan yang dimiliki oleh pakar atau ahli dalam bidang down syndrome dapat membantu teknisi kesehatan dalam ketanggapan pendeteksian penyakit ini. Pemodelan sistem pakar down syndrome dengan metode naïve bayes ini akan membantu para orang tua dan teknisi kesehatan dalam mendeteksi penyakit down syndrome tanpa bersonsultasi dengan dokter. Metode naïve bayes akan melakukan perhitungan dengan mengklasifikasikan data yang didapat dari seorang pakar dan menghitung pembobotan dari 16 gejala secara komputerisasi sehingga, tiap gejala akan memiliki pembobotan yang mempengaruhi hasil dari diagnosa metode naïve bayes. Hasil dari pengujian akurasi antara hasil perhitungan naïve bayes dengan hasil sistem pakar berdasarkan 30 data yang diuji adalah 93.3% yang menunjukkan bahwa sistem pakar ini dapat berfungsi dengan baik