Abstract
Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan sosial dimana anak mengalami gangguan dalam komunikasi, interaksi sosial, dan juga perilaku emosi yang gejalanya sulit dikenali oleh orang awam. Menurut UNESCO, pada tahun 2011 terdapat 35 juta anak yang menderita autisme di seluruh dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) juga menambahkan bahwa sedikitnya terdapat 2,4 juta orang yang menderita autisme di Indonesia pada tahun 2010 dan diperkirakan akan bertambah sekitar 500 orang setiap tahunnya. Pakar psikologis anak yang sangat jarang terutama di kota-kota kecil juga mendukung dibangunnya suatu sistem yang dapat membantu indentifikasi autis sejak dini. Hal ini mendorong penulis untuk membangun suatu sistem pakar yang dapat menghubungkan antara para orang tua dengan pakar psikologis anak untuk memberikan hasil diagnosa autis tanpa bertemu secara langsung. Metode yang digunakan dalam sistem pakar diagnosa autisme pada anak ini adalah Fuzzy Tsukamoto. Fuzzy Tsukamoto mempunyai kelebihan yaitu lebih intuitif, dan lebih cocok untuk masukan yang diterima dari manusia bukan mesin. Proses penghitungan untuk mendapatkan hasil diagnosa yaitu fuzzifikasi, pembangunan basis rule, mesin inferensi dan defuzzifikasi. Hasil yang diperoleh melalui tahap pengujian yaitu nilai keanggotaan yang berpengaruh pada akurasi sistem menunjukkan hasil terbaik yang diperoleh sistem yaitu 93% untuk diagnosa dengan CHAT dan 80% untuk diagnosa dengan CARS. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem cukup akurat