Abstract
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Daerah (BPPKBD) Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu bagian dari badan instansi pemerintah yang memfokuskan kegiatannya pada urusan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini pengadaan alat kontrasepsi sangatlah penting demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang merupakan peran dari BPPKBD Nganjuk. Selama ini BPPKBD Nganjuk menggunakan analisis manual berdasarkan laporan yang ada di dalam menentukan jenis barang. Ada saat permintaan banyak, persediaan di gudang alat kontrasepsi sudah tidak ada/habis, tidak sesuai dengan komposisi pengadaannya. Tetapi ada juga yang disimpan digudang sehingga alat kontrasepsi rusak. Maka akan terjadi penumpukan permintaan alat kontrasepsi, sehingga diperlukan sistem yang lebih baik untuk dapat memberikan informasi yang tepat dalam proses penentuan jenis barang yang paling mendesak untuk disediakan berdasarkan kebutuhan permintaan yang akan datang. Metode Fuzzy Tsukamoto, dapat mengetahui berapa jumlah pengadaan barang berdasarkan jumlah persediaan dan permintaan alat kontrasepsi. Sedangkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memberikan alternatif alat kontrasepsi mana yang wajib dilakukan pengadaan. Alternatif yang digunakan adalah IUD, pil, kondom, suntikan, implan, folope ring, dan spuit. Kriteria yang digunakan adalah permintaan, persediaan, dan pengadaan.
Dari analisis tersebut maka dibuatlah pemodelan sistem pendukung keputusan menentukan komposisi pengadaan alat kontrasepsi menggunakan metode Fuzzy Tsukamoto-Analytical Hierarchy Process (AHP). Dalam penelitian ini terdapat dua pengujian, yaitu pengujian fungsional dan pengujian akurasi. Dari hasil pengujian fungsional didapat nilai akurasi sebesar 100%. Dan hasil dari pengujian akurasi didapat nilai akurasi sebesar 71,429%