Abstract
Pencegahan penyakit diabetes mellitus dapat dilakukan jika gejala-gejala penyakit dapat diketahui sejak dini. Dalam masyarakat umumnya, orang mengalami kesulitan untuk mengetahui gejala-gejala penyakit diabetes mellitus. Hal ini dikarenakan kurangnya jumlah pakar dalam penyakit ini. Selain itu, mahalnya biaya serta rumitnya proses mendiagnosa juga menjadi kendala. Oleh sebab itu, para teknisi dan masyarakat perlu dibantu dalam pendeteksian penyakit ini. Pengetahuan yang dimiliki oleh para pakar atau ahli dalam bidang penyakit diabetes melitus dapat membantu teknisi kesehatan dalam ketanggapan pendeteksian penyakit ini. Pengetahuan yang dimiliki oleh pakar ini dapat diperoleh dari teknisi kesehatan dengan bantuan teknologi saat ini tanpa harus mendatangi pakar secara langsung.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala penyakit diabetes mellitus adalah metode AHP-Fuzzy Tsukamoto. Dalam penelitian ini digunakan dua metode yaitu AHP dan Fuzzy Tsukamoto. Metode AHP digunakan untuk melakukan pembobotan gejala penyakit diabetes mellitus. Sedangkan metode Fuzzy Tsukamoto digunakan untuk melakukan perangkingan penyakit diabetes mellitus dimana jenis penyakit diabetes mellitus yang memiliki nilai paling besar merupakan jenis penyakit diabetes mellitus yang ada pada pasien.
Hasil pengujian fungsional menghasilkan nilai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan daftar kebutuhan yang diharapkan. Hasil pengujian akurasi dari sistem menghasilkan nilai sebesar 66,67%. Hasil ini didapat dari 150 data uji dengan jumlah hasil data uji benar sebanyak 100 butir.