Abstract
Penjajaran sekuen adalah proses dimana sekuen dibandingkan dengan mencari pola karakter yang paling umum dan berhubungan antar sekuen. Penjajaran sekuen jamak adalah proses penjajaran lebih dari dua sekuen yang merupakan dasar dari pencarian kemiripan pada database dan penjajaran banyak sekuen (multiple sequence alignment). Penjajaran sekuen memiliki masalah dalam hal waktu karena semakin panjang sebuah sekuen maka dibutuhkan waktu yang semakin banyak, selain itu sulit mengoptimasi atau sering disebut dengan masalah kombinatorial. Salah satu metode yang dapat menyelesaikan masalah ini adalah algoritma genetika. Algoritma genetika membentuk populasi dari solusi acak lalu menggunakan konsep seleksi alami, crossover dan mutasi yang digunakan untuk mengembangkan solusi tersebut. Algoritma genetika berhasil menghasilkan suatu solusi untuk masalah optimasi yang sulit. Keuntungan yang ditawarkan oleh algoritma ini adalah mengoperasikan beberapa solusi dengan mengkombinasikan solusi terakhir. Pada penelitan sebelumnya jika menggunakan algoritma genetika, menghasilkan hasil yang optimal dan lebih cepat dibandingkan dengan metode pemrogaman dinamis serta algoritma genetika ini inheren parallel sehingga dapat diimplementasikan sangat efisien pada komputer secara parallel. Pada kasus penjajaran sekuen tanpa gaps dan adanya gaps algortima genetika ini menghasilkan solusi yang baik. Bioinformatika adalah bidang ilmu biologi dan ilmu komputer. Data molekuler di dalam ilmu biologi sangat besar dan terus berkembang termasuk database pada protein. Protein adalah salah satu biomolekul yang sangat penting pada manusia yang berperan dalam proses seluler, fungsi enzim, antibody, hormone dan transport molekul. Pada penelitian ini, kami menampilkan bagaimana algoritma genetika dapat membantu dalam menyelesaikan penjajaran sekuen jamak protein. Data sekuen yang digunakan pada pengujian sebanyak 4 dan panjang sekuen maksimal 36. Penghitungan nilai fitness yang digunakan adalah sum of pairs pada blosum62 serta skema affine yang terdiri dari gap open bernilai -11 dan gap extension bernilai -1. Pada penelitian ini algoritma genetika mampu menghasilkan hasil optimasi yang baik dari permasalahan yang komplek dari penjajaran sekuen jamak protein.