Abstract
Ganguan tidur merupakan masalah yang serius. Sekitar 17 % populasi dunia mengalami ganguan tidur. Di Indonesia sendiri sekitar 4.6 % wanita dan 3.9 % pria dilaporkan mengalami ganguan tidur. Delayed Sleep Phase Syndrome(DSPS) merupakan salah satu jenis ganguan tidur dimana internal clock penderita tertunda dan tidak sesuai dengan siklus siang atau malam. Penderita DSPS akan mengalami kesulitan untuk tidur pada jam tidur normal dan sulit untuk bangun pagi. Umumnya waktu tidur penderita tertundan 2 – 3 jam atau bahkan lebih dari waktu tidur normal. Terapi cahaya terang merupakan solusi yang dapat digunakan untuk menormalkan internat clock penderita DSPS. Terapi cahaya terang dugunakan untuk mngeser pola waktu tidur yang tidak normal secara berangsur- angsur menjadi pola normal. Bagi penderita DSPS,penyinaran cahaya harus diterima mata tepat setelah penderita bangun tidur untuk mendapat efek terbaik. Teknik penyinaran tersebut disebut dengan phototherapy,dimana pemilihan waktu yang tepat untuk pemaparan cahaya dapat menormalkan pasien yang memiliki masalah body clock. Durasi penyinaran yang ideal tergantung dari tingkat keparahan penundaan tidur penderita. Penilitian ini merancang perangkat lampu terap cahaya terang dengan intensitas 10.000 lux yang dilengkapi dengan sistem cerdas berbasis logika fuzzy untuk menentukan durasi penyinaran cahaya terapi yang sesuai dengan tingkat keparahan penundaan tidur penderita DSPS.. Pada perancangan sistem ini mengunakan kontrol fuzzy metode Tsukamoto. Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton.