Abstract
Rendemen tebu merupakan hasil pengolahan dari nira tebu dengan cara tebu diperas menggunakan ekstraktor pada pabrik gula di Indonesia. pada konteks Indonesia faktor rendemen sangat penting. Karena tebu hasil panen dari petani tidak diolah sendiri melainkan dijual kepada pabrik gula (PG). Petani menjual tebu kepada pabrik gula dengan cara bagi hasil, sesuai dengan SK menteri Pertanian nomor 05/SK/MENTAN/BIMAS/IV /1990. Kurangnya pengetahuan petani tebu akan kerumitan perhitungan rendemen dapat membuat petani berburuk sangka kepada pihak pabrik gula mengenai penetapan rendemen. Petani curiga kemungkinan pabrik gula (PG) memanipulasi hasil rendemen tebu. Dalam penelitian ini menggunakan perpaduan 2 metode yaitu metode AHP sebagai metode pembobotan, dan metode SAW sebagai metode pemeringkatan rendemen. Kriteria yang digunakan pada sistem pendukung keputusan ini adalah adalah panjang tebu (cm), diameter tebu, banyak ruas tebu, berat per meter, persen brix (%), harkat kemurnian dan nira. Dan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pabrik gula semboro pada tahun 2013. Bahasa pemrograman java digunakan pada implementasi dari penelitian ini, hasil dari pengujian fungsional, sistem pendukung keputusan ini telah memenuhi analisis kebutuhan, dari pengujian sensitivitas terdapat kriteria yang sensitif yaitu nira. Sistem yang dibangun memiliki preferensi terbesar sebesar 0.91992 dan rendemen yang memiliki kualitas tertinggi diperoleh ID snyvak 1408036. Hasil pengujian akurasi dari sistem diperoleh nilai sebesar 61.5%. Adanya sistem ini, diharapkan dapat memberikan solusi bagi petani untuk mengetahui kualitas rendemen tertinggi dari hasil preferensi yang didapat dari sistem.