Abstract
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menduduki peringkat ke-4 dengan jumlah terbesar penderita diabetes di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat Amerika dengan persentase 5,6%. Diabetes mellitus atau penyakit gula merupakan satu penyakit kronis yang disebabkan berkurangnya produksi insulin dari pankreas maupun insulin yang dihasilkan tidak efektif dalam mengurangi kadar gula darah. Keadaan ini akan meningkatkan kadar gula darah sehingga berdampak pada mayoritas sistem tubuh. Penyakit dengan prevalensi yang tinggi ini tidak dapat diobati secara tuntas, tetapi dapat dicegah atau dikontrol supaya tidak menjadi kronik.
Pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan diabetes mellitus. Kendala yang dialami oleh penderita diabetes dalam melakukan diet adalah bosan dan malas dengan menu yang hampir sama setiap hari dan ketidakmampuan dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkannya. Pengetahuan yang kurang tentang pola makan sehat dan konsumsi gizi yang tepat pada penderita diabetes, dapat menyebabkan akibat yang berbahaya bagi penderita itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk membantu penderita diabetes dalam menjalani diet yaitu dengan merancang sebuah sistem pemilihan menu makanan.
Penyusunan menu makanan termasuk dalam suatu permasalahan optimasi kombinatorial dan dapat diselesaikan dengan algoritma semut. Algoritma ini terinspirasi oleh perilaku semut dalam menemukan jalur terpendek antara sarang dan sumber makanan menggunakan jejak feromon. Dalam proses menentukan kombinasi makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori harian penderita diabetes, algoritma semut dipengaruhi oleh parameter Beta, Rho, Xi, jumlah siklus, dan jumlah semut yang digunakan.
Berdasrkan hasil pengujian yang dilakukan nilai parameter terbaik yaitu β=5, ρ=0.1, dan ξ=0.9, sedangkan jumlah siklus dan jumlah semut yang digunakan memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap panjang lintasan dan waktu komputasi yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah siklus yang dipergunakan maka solusi yang dihasilkan lebih mendekati optimum dan membutuhkan waktu komputasi yang lebih lama. Hasil pengujian akurasi sistem yaitu 85% yang menunjukkan bahwa algoritma semut dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan penyusunan menu makanan bagi penderita DM.