Abstract
Tolak ukur yang dapat mencerminkan status gizi masyarakat atau suatu wilayah adalah status gizi pada anak balita. Anak balita merupakan kelompok usia dengan pertumbuhan badan yang pesat. Namun, balita juga merupakan kelompok yang rentan gizi dan mudah menderita kelainan gizi. Hasil penelitian menyatakan bahwa penyebab status gizi buruk sering kali merupakan masalah yang kompleks dan sangat lokal spesifik, yang menyebabkan usaha-usaha perbaikan status gizi belum berhasil maksimal. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi. Berbagai faktor tersebut yang menyebabkan kekurangan gizi atau yang sering di sebut gizi buruk. gizi buruk adalah suatu keadaaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 standar deviasi WHO-NCHS dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus kwashiorkor. Faktor yang digunakan dalam penentuaan status gizi balita diantaranya Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Terjadinya faktor diatas disebabkan oleh faktor lain yaitu infeksi yang berupa penyakit permanen ( TB paru, jantung. Hidrocepallus, RM, dll), penyakit non permanen (batuk, pilek, diare, panas, sariawan, dll), pemberian asupan yang di dukung oleh pendapat dan pendidikan keluarga. Selain faktor tersebut angka kematian bayi juga sangat berperan. Dalam menetukan evaluasi status gizi pada suatu wilayah faktor-faktor diatas yang digunakan secara terpisah memiliki kelemahan. Menggabungkan semua faktor merupakan solusi terbaik untuk menentukan evaluasi status gizi suatu wilayah. Dari hasil analisis diatas maka dibuatlah sebuah aplikasi yang membantu dinas kesehatan dalam melakukan evaluasi status gizi balita wilayah Metode ANP (Analytics Network Process).Aplikasi yang dibuat bukan sebagai penggan peran manusia dalam menantukan keputusan evaluasi namun sebagai masukan dalam menentukan evaluasi status gizi wilayah. Aplikasi yang dibangun akan menyajikan status gizi setiap wilayah berdasarkan masukan nilai dari masing-masing kreteria. Dan dari hasil pengujian didapatkan akurasi sebesar 61,12% dan dari pengujian korelasi didapatkan hasil bahwahanya beberpa kreteria yang berpengaruh dalam menentukan hasil evaluasi yaitu kreteria berat badan menurut umur, Tinggi Badan Menurut Berat Badan, jumlah penderita sakit, dan presentase kemiskinan.