Abstract
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi. Sebagai tempat tinggal, rumah harus memenuhi standar kesehatan agar tercipta keamanan dan kenyamanan. Namun pada kenyataannya masih banyak rumah yang belum memenuhi standar. Upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mengadakan program untuk memberikan bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH). Permasalahan yang terjadi dalam pemberian bantuan rumah layak huni ini masih dilakukan secara manual yang seringkali mengakibatkan keputusan yang dihasilkan masih belum objektif. Hal ini dikarenakan jumlah penerima yang banyak dan tidak tepat sasaran sehingga menjadi polemik di masyarakat. Selain itu dalam proses penilaiannya juga harus mempertimbangkan kriteria dan sub-kriteria yang menentukan apakah rumah tersebut layak untuk diberikan bantuan atau tidak. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan membuat sebuah perangkat lunak untuk membantu menentukan penerima batuan rumah layak huni dengan menggunakan metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) dan TOPSIS. Fuzzy AHP digunakan untuk mendapatkan nilai bobot pada tiap kriteria sedangkan TOPSIS digunakan untuk melakukan perankingan calon penerima bantuan rumah layak huni. Hasil pengujian nilai tingkat akurasi didapatkan dengan cara mengubah–ubah nilai matriks perbandingan berpasangan sehingga didapatkan nilai akurasi terbaik sebesar 86.67% dengan 15 kriteria pada 75 data.