Abstract
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Bawang merah juga termasuk tanaman yang memiliki manfaat yang tidak sedikit diantaranya bisa dijadikan bahan rempah-rempah untuk bumbu dan bisa juga dijadikan obat tradisional. Dalam bercocok tanam tanaman bawang merah terdapat faktor penghambat produksi bawang merah. Beberapa faktornya adalah mengenai masalah serangan penyakit serta kurangnya pengetahuan petani mengenai tanaman bawang merah sangat berpengaruh dalam produktifitas tanaman. Terbatasnya jumlah pakar untuk menangani masalah ini menjadi salah satu penghambat. Adapun cara untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan membangun sistem yang mana sistem akan bekerja seperti pakar di lapangan. Dibangunnya sistem ini dibantu oleh dua jenis metode yaitu metode AHP dan metode SAW. AHP yang digunakan untuk melakukan pembobotan dan SAW untuk mencari nilai preferensi yang dijadikan sebagai hasil akhir dari sistem ini. Pada penelitian ini jenis penyakit tanaman bawang merah yang di diagnosis terdiri dari 5 penyakit yang berdasarkan fakta gejala yang terjadi pada tanaman bawang merah. Berdasarkan data yang digunakan dalam sistem ini diperoleh akurasi sebesar 97.36 % sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem yang akan dibangun ini dapat berfungsi dengan baik untuk mendiagnosis penyakit tanaman bawang merah dan dengan ini dapat meningkatkan hasil produktifitas tanaman bawang merah itu sendiri.