Abstract
Internet of Things (IoT) dapat di artikan dengan satu set things (sensor, manusia handphone, dll) yang saling terhubung melalui sebuah jaringan yaitu internet. Dalam pengembangannya, telah banyak Aplikasi yang mendukung dengan teknologi ini. Akan tetapi dalam implementasinya, Aplikasi tersebut membutuhkan environment yang berbeda-beda, sehingga harus diimplementasikan pada perangkat keras atau server fisik yang berbeda pula. Sedangkan untuk pembelian server fisik dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Solusi untuk mengatasi masalah diatas adalah penerapan teknologi virtualisasi, dengan virtualisasi pengembang dapat memaksimalkan penggunakan resource pada server dengan cara membuat beberapa environment didalam satu server fisik. Teknologi terbaru yang dapat melakukan virtualisasi adalah Cloud Computing. Salah satu layanan Cloud Computing adalah Infrastructure as a Service yaitu dimana dengan layanan ini dapat membuat mesin virtual dengan spesifikasi tertentu dan sistem operasi yang diharapkan. Untuk mengimplementasikan layanan Infrastructure as a service dapat dilakukan dengan menggunakan Openstack Platform. Dalam penelitian ini Pengujian dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu pengujian fungsional, non fungsional, dan compatibility testing. Dalam pengujian fungsional yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semua layanan openstack dapat berjalan dengan baik. Dalam pengujian non fungsional jika dilakukan 6000 request per detik pada instance small, dan cpu instance akan terpakai sebesar 95% sedangkan cpu server fisik akan terpakai 40%. Kemudian juga dilakukan pengujian pada mesin virtual Medium, dan cpu mesin virtual yang terpakai 58% sedangakan cpu pada server fisik yang terpakai sebesar 26%. Kemudian pada Compatibility Testing membuktikan bahwa semua Linux OS dapat berjalan dan menjadi mesin virtual dalam openstack