Ayam ras petelur (Lying Hens) merupakan salah satu komoditas usaha peternakan di Indonesia yang sangat menguntungkan dikarenakan telur merupakan sumber protein hewani yang banyak di manfaatkan masyarakat. Selama ini para peternak menentukan kualitas ayam petelurnya hanya berdasarkan pada keadaan fisik ayam dan juga jumlah telur yang dihasilkannya, sehingga hasil pengelompokannya menjadi kurang tepat. Oleh karena itu harus ada kriteria – kriteria tambahan yang dijadikan acuan untuk menentukan tingkat kualitas produktivitas ayam petelur agar hasilnya lebih tepat. Untuk penelitian ini penulis akan menggunakan 6 kriteria yaitu fisik, pakan, vaksin, kenyamanan kandang, usia dan jumlah telur yang dihasilkan. Tetapi dengan bertambahnya kriteria pada tiap alternatif, maka data yang diolah akan menjadi lebih kompleks, sehingga diperlukan metode yang tepat untuk mengolah data tersebut dengan tingkat akurasi yang tinggi. Metode AHP - Fuzzy TOPSIS merupakan penggabungan dari metode AHP dan metode Fuzzy TOPSIS. Metode AHP digunakan untuk memperoleh nilai bobot dari masing-masing kriteria. Sedangkan untuk metode Fuzzy TOPSIS digunakan untuk memperoleh nilai preferensi dari setiap alternatif. Berdasarkan hasil pengujian, tinggi rendahnya akurasi sangat dipengaruhi oleh perubahan terhadap bobot kriteria dan nilai preferensi. Hasil Pengujian Akurasi menggunakan bobot kriteria yang berasal dari peternak mampu menghasilkan akurasi sebesar 94%, sedangkan ketika  menggunakan bobot kriteria dari hasil perngujian terbaik hasil akurasi meningkat menjadi 97%.