Abstract
Dalam merancang infrastruktur WLAN (Wireless Local Area Network) peran AP (Access Point) sangat dibutuhkan. AP digunakan untuk menghubungkan perangkat wireless dengan perangkat jaringan berkabel (wired network). AP menggunakan sinyal radio sebagai perantara komunikasi antar perangkat jaringan, sehingga AP membutuhkan lingkungan yang mendukung agar sinyal tidak terhalang sepenuhnya. Untuk menyesuaikan letak AP dengan tata letak bangunan sehingga mendapatkan kualitas sinyal baik terlebih dahulu dilakukan survei lapangan. Pada survei ini nantinya operator akan melakukan pengujian kualitas sinyal pada suatu titik ruangan. Apabila tata letak ruangan yang kompleks dan jumlah ruangan yang banyak, tentunya proses survei ini akan memakan banyak waktu dan juga biaya. Selain itu, redaman sinyal yang ditimbulkan oleh halangan yang ada pada bangunan patut dipertimbangkan. Untuk menghasilkan WLAN yang baik AP harus mampu mencakup user secara maksimal dengan redaman sinyal yang minim. Seiring berkembangnya teknologi, proses optimasi berdasarkan kecerdasan buatan telah banyak dikembangkan. Salah satu metode optimasi yang sering digunakan adalah algoritma genetika. Dengan metode tersebut optimasi akan dapat diterapkan terkait permasalahan penempatan AP. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem optimasi penempatan lokasi AP berdasarkan nilai minimum path loss menggunakan algoritma genetika. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah ruang robotik, ruang HMIF, dan juga gazebo FILKOM UB. Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang terinspirasi dari proses evolusi yang terjadi pada makhluk hidup. Hasil dari pengujian didapatkan ukuran populasi terbaik bermula dari penggunaan jumlah populasi sebesar 20, banyak generasi 50 dan 80, kombinasi cr dan mr 0.9 0.1, dan 2 AP. Dari semua hasil pengujian didapatkan hasil rata-rata nilai fitness tertinggi sejumlah 0,5208