Abstract
Salah satu sistem beternak yang harus diperhatikan adalah sistem penyeleksian induk ayam petelur dengan mengelompokkan ayam produktif dan ayam tidak produktif. Ayam-ayam yang tidak produktif akan diseleksi dan kemudian dijual. Hal ini harus dilakukan karena jika terus diternakkan akan memakan biaya yang cukup besar. Sistem penyeleksian ini dilakukan beberapa kali, salah satunya yaitu ketika ayam menginjak umur dewasa atau sering disebut dengan masa puncak produksi, karena menurut pakar pada masa ini ayam mengalami perubahan fisik yang mencolok. Pada kasus penyeleksian ayam petelur, dibutuhkan beberapa kriteria yang menghasilkan beberapa alternatif berupa ayam yang masih produktif dan ayam yang tidak produktif. Maka output dari sistem ini yaitu berupa pengelompokan ayam produktif dan ayam tidak produktif. Dari permasalahan tersebut, penulis mengusulkan sebuah metode Technique for Orders Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dengan perhitungan bobot kriteria menggunakan metode entropi. Kriteria yang digunakan dalam proses penyeleksian ayam petelur usia dewasa ini yaitu berat badan, tulang pubis, jengger, paruh, kaki, bulu badan, dan mata. Terdapat 3 macam pengujian yang dilakukan, yaitu pengujian akurasi, pengujian sensitivitas kriteria, dan pengujian jumlah data latih. Pada pengujian tingkat akurasi didapatkan tingkat kecocokan antara keluaran sistem dan data sebenarnya adalah sebesar 93.33%. Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem pakar penyeleksian ayam petelur cukup akurat. Sedangkan pada pengujian sensitivitas, dapat disimpulkan bahwa kriteria tulang pubis, jengger, berat badan, paruh, kaki, bulu badan, dan mata, semuanya sensitif terhadap perubahan bobot kriteria dalam sistem pakar penyeleksian ayam petelur. Dan dari pengujian jumlah data latih diketahui bahwa jumlah dari data latih tidak mempengaruhi proses pengambilan keputusan.