Abstract
ABSTRAK
Kegiatan pelayaran merupakan sektor yang bisa menjadi tumpuan perekonomian serta dapat berfungsi sebagai transportasi alternatif khususnya bagi negara maritim seperti Indonesia. Seperti sarana transportasi lain, setiap kegiatan pelayaran perlu memperhatikan faktor keamanan untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan pelayaran sebagian besar disebabkan karena faktor cuaca. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan badan pemerintah yang bertugas memberikan informasi mengenai status keamanan pelayaran berdasarkan kondisi cuaca. Selama ini, dalam menentukan status keamanan pelayaran, BMKG hanya mengacu pada kondisi kecepatan angin dan tinggi gelombang. Namun realitanya masih terdapat beberapa kecelakaan pelayaran yang diakibatkan bukan karena kencangnya angin berhembus atau tingginya gelombang tapi diakibatkan karena arus yang sangat cepat dan jarak pandang yang rendah sehingga menyebabkan kapal terseret arus atau saling bertubrukan dengan kapal yang lain. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka digunakan metode Fuzzy Inference System Tsukamoto yang dapat membantu memetakan ruang masukan yang terdiri dari parameter angin, gelombang, arus dan jarak pandang kedalam ruang keluaran yang berupa status keamanan pelayaran dengan menggunakan logika fuzzy. Tingkat akurasi yang dihasilkan dari implementasi metode Fuzzy Inference System (FIS) Tsukamoto dalam menentukan status keamanan pelayaran berdasarkan kondisi cuaca maritim adalah sebesar 96.82% untuk kategori kapal dibawah 2000 Gross Tonnage dan diatas 2000 Gross Tonnage.