Abstract
Manajemen risiko merupakan proses yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan untuk mempersiapkan penanggulangan skenario kejadian buruk yang mungkin terjadi pada setiap proses yang ada di perusahaan tersebut. Dengan banyaknya risiko yang ada dan perubahan kondisi yang sering terjadi, proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan manajemen risiko harus dilakukan dengan lebih cepat dan akurat. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP dan PROMETHEE. AHP digunakan untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria, sedangkan PROMETHEE digunakan untuk melakukan perangkingan risiko dengan terlebih dahulu melakukan pehitungan dari leaving flow, entering flow, dan net flow. Dari hasil pengujian yang dilakukan, didapat tingkat kesesuaian hasil akhir sistem terhadap data dari narasumber sebesar 70%. Pengujian terhadap semua tipe preferensi juga dilakukan dengan hasil tipe preferensi normal yang memiliki tingkat kesesuaian tertinggi sebesar 70% dan tipe preferensi lain hanya menghasilkan kesesuaian sebesar 60%. Pengujian sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan bobot pada kriteria yang memiliki bobot tertinggi tidak memberikan banyak pengaruh pada perubahan tingkat kesesuaian dari sistem.