Abstract
Model ruangan dan keterbatasan jumlah sensor pada suatu sistem jaringan sensor memunculkan permasalahan berkaitan area yang harus dicover. Untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan coverage area tersebut, peneliti membuat sebuah sistem penentuan posisi node pada jaringan sensor menggunakan metode Algoritma Genetika. Algoritma Genetika merupakan salah satu metode optimasi berdasarkan kecerdasan buatan yang sering digunakan. Pada penelitian ini, sistem penentuan posisi node terdiri dari input, proses, dan output. Input berupa jumlah node dengan dua jangkauan yang berbeda, dengan ketentuan satu node terdiri dari dua sensor yaitu asap dan panas. Di antara kedua sensor tersebut yang digunakan sebagai perhitungan dan diproses menggunakan algoritma genetika adalah sensor yang memiliki jangkauan paling kecil. Output menampilkan hasil berupa titik pusat x dan y yang menyebar pada denah sebagai posisi node. Hasil dari pengujian didapatkan coverage area sensor paling maksimal sebesar 93,7% dari seluruh area di dalam bangunan dengan parameter banyak iterasi 25 kali, jumlah kumpulan kemungkinan pasangan titik pusat sebesar 35, dan jumlah node yang digunakan adalah 1 node A dan 7 node B.