Abstract
Universitas Brawijaya sebagai salah satu instansi pendidikan memiliki pengguna jaringan yang cukup banyak, sehingga diperlukan metode manajemen bandwidth untuk memastikan semua penggunanya dapat mengakses Internet. Untuk membatasi user yang tidak memiliki hak akses dalam jaringan dilakukan proses autentikasi menggunakan username dan password. Secara umum user dalam jaringan Universitas Brawijaya dikategorikan menjadi dosen, karyawan, dan mahasiswa. Untuk tiap kategori, besar bandwidth yang dibutuhkan pun berbeda. Saat ini manajemen bandwidth yang ada di Universitas Brawijaya dilakukan menggunakan perangkat jaringan khusus. Meskipun pembagiannya sudah dilakukan prioritas terhadap kategori pengguna, namun besar bandwidth yang didapatkan masih tergantung pada pool IP di tiap Fakultas. Dalam penelitian ini dibangun sebuah infrastruktur yang dapat melakukan mekanisme pembagian bandwidth sesuai dengan kategori user, bukan berdasarkan pool IP. Di dalam infrastruktur yang dibuat tersebut terdapat beberapa tahapan sistem yang dijalankan. Sistem tersebut mulai dari proses autentikasi, klasifikasi pengguna dan pengelompokan alamat IP, hingga pembangkitan rule manajemen bandwidth. Rule manajemen bandwidth yang digunakan yaitu metode Hierarchical Token Bucket (HTB). HTB yang dibuat menjalankan mekanisme “borrowing” dan “prioritizing” bandwidth untuk masing-masing kategori kelasnya. Dari pengujian yang didapatkan, masing-masing user mendapatkan besar bandwidth sesuai dengan prioritasnya. Dari besar bandwidth sisa yang ada, dosen mendapatkan 75.3%, karyawan 15.22%, dan mahasiswa 9.47%.