Abstract
Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia berdampak pada ketahanan pangan masyarakat miskin akan kebutuhan mendasar seperti beras. Maka dari itu lewat Instruksi Presiden tenatng kebijakan perberasan nasional menjalankan program beras bersubsidi atau Raskin. Permasalahan utama yang dihadapi dalam penyaluran beras bersubsidi ini adalah ketetapan sasaran penerima. Dalam penentuan penerima raskin dilakukan berdasarkan usulan kepala RT atau RW tanpa adanya peninjauan kembali rumah tangga terpilih adalah rumah tangga tepat sasaran dan layak mendapatkan bantuan Raskin. Berdasarkan kebutuhan akan kecepatan dan akurasi dari pengukuran dan analisis berdasarkan bobot dari setiap kriteria yang ada, maka diperlukan suatu perangkat lunak untuk membantu pengambilan keputusan akhir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fuzzy-AHP dan TOPSIS. Metode ini dimabil karena metode ini memberikan perbandingan yang lebih objektif, prediksi yang lebih stabil dan akurat. Kriteria yang digunakan untuk penelitian berjumlah 12 kriteria yaitu pekerjaan, pendapatan, jumlah tanggungan, jumlah aset, status kepemilikan rumah, jenis lantai, jenis dinding, jenis atap, sumber air minum, bahan bakar utama dan fasilitas buang air besar atau jamban. Pengujian tingkat akurasi dilakukan dengan cara mengetahui pengaruh dari nilai matriks perbandingan kriteria dan banyak data uji terhadap akurasi metode yang digunakan. Hasil pengujian dengan tingkat akurasi tertinggi dicapai pada pengujian matriks kriteria kedua terhadap 20 data uji sebesar 95%. Dan tingkat akurasi terendah terdapat pada pengujian matriks kriteria pertama terhadap 10 data uji sebesar 80% serta rata-rata menyeluruh sebesar 88.53%.
