Abstract
Hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di Indonesia. Penyakit ini bisa menyebabkan efek berkelanjutan pada penyakit yang lebih berbahaya dan meningkatkan risiko kematian. Data dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia pada tahun 2014 menyimpulkan bahwa 76% kasus hipertensi tidak terdiagnosis sejak dini. Salah satu penanganan yang diperlukan adalah melakukan langkah-langkah deteksi dini hipertensi dalam bentuk SKD (Sistem Kewaspadaan Dini) pada kejadian hipertensi. Hasil deteksi dini tersebut selanjutnya bisa digunakan untuk menyusun langkah-langkah strategis bagi instansi kesehatan untuk menurunkan jumlah prevalensi hipertensi yang terjadi di Indonesia.
Telah banyak penelitian yang bermunculan untuk memperkirakan risiko penyakit hipertensi dengan inferensi logika fuzzy, namun masih menghasilkan hasil akhir yang belum optimal. Untuk mengoptimalkan inferensi fuzzy, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan optimasi terhadap fungsi derajat keanggotaan. Pada penelitian ini, metode Algoritma Genetika digunakan untuk mengoptimalkan fungsi derajat keanggotaan, dan pengklasifikasian risiko hipertensi menggunakan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Tsukamoto. Dalam proses algoritma genetika, untuk menghasilkan solusi terbaik atau optimal, terdapat proses reproduksi dan seleksi untuk setiap kromosom. Dari hasil pengujian, akurasi tertinggi yang dihasilkan pada inferensi untuk laki-laki dan perempuan adalah sebesar 87% dan 93%.