Abstract
Penjadwalan sangat penting dalam proses produksi terutama pada proses produksi yang kompleks seperti flowshop karena melibatkan sejumlah job dengan proses-proses di dalamnya yang harus dikerjakan pada sejumlah mesin dengan waktu pemrosesan yang bervariasi. Waktu pemrosesan mempunyai peran yang sangat penting karena dapat mempengaruhi performansi perusahaan. Dalam simulasi penjadwalan produksi flowshop pada perusahaan furniture, terdapat 3 mesin yang digunakan dalam proses produksi yaitu mesin pemotong bahan (kayu), mesin pengerjaan (perakitan) dan mesin finishing. Jumlah job yang digunakan memiliki variasi 5, 10, 15 dan 20 job dengan jumlah 40 data simulasi.
Dari uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa penjadwalan produksi dengan aturan Johnson memberikan hasil makespan yang cukup optimal dengan jumlah job sebanyak 5 job, termasuk rata-rata flowtime yang sangan minimal dan utilitas mesin yang mencapai rata-rata lebih dari 50%. Untuk jumlah job lebih dari 10 job memberikan hasil makespan yang optimal tetapi rata-rata flowtime yang dihasilkan cukup besar dan utilitas mesin memiliki rata-rata kurang dari 20%. Hal ini menunjukkan bahwa aturan Johnson memiliki kinerja yang kurang optimal dalam hal utilitas mesin ketika jumlah job yang ada sangat banyak. Utilitas mesin terendah terdapat pada mesin pemotong bahan (kayu) dengan rata-rata pensentase maksimal 12%.