Abstract
Pada kasus MAN Malang I, penilaian yang dilakukan untuk melakukan penjurusan siswa ke dalam jurusan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama tentunya memiliki beberapa kendala. Kendala tersebut adalah masih kurang optimalnya pemetaan peminatan siswa. Hal tersebut karena pemberian nilai pembobotan setiap tahunnya saat melakukan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berubah-ubah dan masih menggunakan cara perhitungan yang manual. Hal ini tentunya membuat penilaian yang dilakukan tidak selalu optimal dan keputusan yang diberikan menjadi tidak stabil dan menimbulkan banyak perdebatan pihak internal sekolah. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan metode F-AHP dan SAW ke dalam sistem pendukung keputusan (SPK) penentuan peminatan siswa baru MAN Malang I untuk mempermudah melakukan penjurusan. Pada penelitian ini, metode F-AHP diterapkan untuk melakukan perhitungan bobot tiap kriteria dengan menggunakan empat kriteria yaitu nilai akademik, nilai TPA, nilai wawancara, dan nilai BBTQ (Buka Baca Tulis Quran). Perhitungan SAW digunakan untuk melakukan perankingan terhadap hasil perhitungan nilai preferensi vektor yang dihasilkan setiap siswa di masing-masing jurusan. Hasil perankingan tersebut pada akhirnya digunakan untuk melakukan penjurusan sesuai dengan pilihan pertama dan kedua setiap siswa. Tingkat akurasi sistem dengan menggunakan kuota yang sesuai dengan pakar adalah 76% dan hal ini berbeda dengan nilai akurasi yang didapatkan jika masing-masing kuota untuk kelas IPA, IPS, Bahasa, dan Agama sebesar 100, 200, dan 300 orang yaitu 77%, 84%, dan 71%. Sedangkan untuk akurasi yang didapatkan tanpa kuota adalah 71%. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya masukan kuota dapat mempengaruhi tingkat akurasi dalam sistem.