Abstract
Ayam pedaging (broiler) merupakan salah satu jenis ayam yang sangat efektif untuk menghasilkan daging. Dalam pemeliharaannya, untuk mendapatkan hasil ayam pedaging (broiler) yang diinginkan, maka usaha tersebut harus mempunyai manajemen yang baik. Kandang merupakan unsur penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan ayam khususnya ayam broiler. Kandang juga merupakan rumah bagi ayam yang berukuran kecil hingga siap panen. Dengan demikian, kandang harus memenuhi segala persyaratan yang dapat menjamin kesehatan serta pertumbuhan. Bangunan dari kandang tersebut meliputi bahan bangunan, dinding kandang, atap kandang, dan saluran udara dari kandang tersebut. Penentuan kelayakan kandang oleh petugas penyuluh lapangan (PPL) terbilang tidak efektif dan efisien karena masih menggunakan konsep subyektifitas. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pendukung keputusan untuk membantu atau memudahkan petugas penyuluh lapangan (PPL) dalam menentukan kelayakan kandang ayam broiler. Sistem yang digunakan untuk menentukan kelayakan kandang ayam broiler menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Simple Additive Weighting (SAW). AHP digunakan untuk pembobotan tiap subkriteria dan SAW digunakan untuk perangkingan dan nilai kelayakan. Apabila nilai akhir dari SAW kurang dari 0,063 maka kandang tersebut dinyatakan tidak layak, sedangkan apabila lebih dari 0,063 maka kandang tersebut dinyatakan layak. Nilai tersebut didapat dari decision maker yaitu petugas penyuluh lapangan (PPL). Hasil pengujian fungsional yang didapat adalah 100%, sedangkan untuk pengujian akurasi didapatkan tingkat akurasi 77,78%. Dapat disimpulkan bahwa sistem telah berjalan dengan baik dan metode AHP-SAW dapat diterima untuk digunakan dalam penentuan kelayakan kandang ayam broiler.