Abstract
Wijen merupakan salah satu bahan makanan tradisional yang dikonsumsi dalam bentuk biji, minyak, ataupun dijadikan pasta. Di dunia, konsumsi wijen terus meningkat, maka muncul usaha untuk menghasilkan wijen dengan kualitas terbaik. Untuk mendapatkan wijen dengan kualitas terbaik dilakukan persilangan antar kultivar. Dalam proses persilangan tanaman wijen, warna cangkang biji merupakan sifat morfologis penting yang memiliki nilai ekonomis dan dapat sekaligus menjadi petunjuk kualitas. Penelitian tentang pewarisan sifat warna banyak dilakukan dengan pengamatan secara kualitatif, namun juga terdapat beberapa penelitian yang mulai menggunakan metode kuantitatif, sayangnya belum ada metode (model) yang digunakan dalam pengelompokan. Pengelompokan berdasarkan warna atau sifat yang lain dapat dilakukan menggunakan metode yang disebut dengan analisis kelompok. Analisis kelompok sangat cocok untuk melakukan penelitian yang berkaitan pengelompokan seperti dalam kasus pengelompokan biji wijen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Invasive Weed Optimization K-Means (IWOKM). Pengelompokan pada penelitian yang sebelumnya menghasilkan anggota setiap kelompok 231 berbanding 60 pada metode kuantitatif dan 237 berbanding 54 pada metode kualitatif, sedangkan pada pengelompokan dengan menggunakan metode IWOKM adalah 233 berbanding 58, yang artinya bahwa hasil pengelompokan antara penelitian sebelumnya dengan metode IWOKM perbedaanya tidak siginifikan. Hasil penghitungan nilai MSE dan nilai silhouette coefisien pada hasil pengelompokan juga menunjukkan nilai yang cukup bagus, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode IWOKM dapat digunakan sebagai metode (model) alternatif untuk mengelompokkan biji wijen berdasarkan sifat warna cangkang biji.