Abstract
Di beberapa negara, biji wijen digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat anggur (wine) dan kue sedangkan minyak wijen dapat digunakan untuk bahan memasak, obat-obatan, dan kosmetik. Wijen menduduki peringkat kedelapan dalam produksi biji minyak nabati dunia yang memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi (sekitar 50%) dari sebagian besar minyak sayur meskipun produksinya jauh lebih sedikit daripada minyak nabati lainnya seperti kedelai. Atribut yang paling penting untuk mengenali biji wijen di pasar salah satunya adalah warna biji. Karena pentingnya sifat ini, maka warna biji adalah pusat target dalam program pemuliaan wijen. Penelitian dalam program pemuliaan wijen yang telah dilakukan sebelumnya yaitu mengukur warna cangkang biji wijen dengan metode kualitatif dan metode kuantitatif dari hasil pewarisan sifat wijen. Tetapi belum ada metode yang digunakan dalam pengelompokan warna cangkang biji wijen. Sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya yaitu pengambilan keputusan pengelompokan biji wijen berdasarkan sifat warna cangkang biji wijen dapat dilakukan dengan menggunakan metode GA-KMeans. Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil penelitian Thesis dari pihak Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS). Data berupa data kuantitatif hasil pengukuran warna cangkang biji wijen menggunakan chromameter yang terdiri dari 3 atribut yaitu L*, a*, b*. Hasil rata-rata Mean Square Error (MSE) dari metode GA-KMeans yaitu 10.1793 sedangkan metode K-Means yaitu 10.4262. Hasil rata-rata Silhouette Coefficient dari metode GA-KMeans yaitu 0.7701 sedangkan metode K-Means yaitu 0.7660. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode GA-KMeans jauh lebih baik digunakan dalam metode pengelompokan dibandingkan dengan metode K-Means.