Abstract
Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas menjadikan pemerintah mencari solusi dengan membentuk program wajib belajar 12 tahun. Sebagai penunjang kemampuan dalam menghadapi persaingan pada dunia kerja, SMK dianggap mampu menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. namun banyak pilihan jurusan pada SMK menimbulkan permasalahan untuk calon siswa. Seperti pada SMK Negeri 11 Malang terdapat 7 jurusan yang berbeda, hal ini menimbulkan masalah baru bagi calon siswa untuk menentukan jurusan apa yang cocok dengan kemampuan yang dimiliki. Proses untuk penentuan jurusan dengan jumlah calon siswa yang cukup banyak dengan cara manual membutuhkan waktu dan ketelitian dikarenakan kualitas calon siswa nyaris sama satu dengan yang lain. Hal ini menimbulkan banyak masalah bagi pemahaman materi bagi siswa serta penurunan kualitas siswa lulusan sekolah. maka dari itu, metode AHP-TOPSIS diimplementasikan dalam proses evaluasi penentuan jurusan SMK. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mempermudah dalam penilaian kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan pengujian terhadap hasil sebenarnya, didapatkan nilai akurasi hanya mencapai 16.38% namun dengan pengujian validasi terhadap hasil pembelajaran siswa selama satu tahun akurasi meningkat menjadi 39.08%.