Abstract
Kadaluarsa darah di PMI Cabang Malang Jalan Buring masih sering terjadi. Kadaluarsa darah disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, sering terjadinya human error atau kesalahan petugas dalam penyimpanan dan pengambilan darah pada sistem penyimpanan darah. Seharusnya petugas menerapkan secara cermat konsep FIFO (First In First Out), yaitu darah yang masuk pertama adalah darah yang keluar pertama. Masalah ini menjadi lebih berat dengan adanya permintaan darah per golongan yang tidak reguler jumlahnya. Kedua, kadaluarsa darah juga terjadi dikarenakan kurangnya publikasi dari PMI Cabang Malang ke rumah sakit tentang stok darah di PMI Cabang Malang Jalan Buring. Meskipun sudah menggunakan metode FIFO, permasalahan kadaluarsa darah masih tetap terjadi. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan sebuah sistem informasi untuk menangani masalah pendistribusian dan pengawasan kadaluarsa darah. Sistem informasi yang akan dibangun pada penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen inventori. Tujuan utama dari pendekatan ini untuk memudahkan PMI dalam pendistribusian darah dan pengawasan kadaluarsa darah. Hasil pengujian dari penelitian ini menggunakan metode fungsional secara black-box dan user acceptance test dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Berdasarkan metode black-box, sistem dapat memenuhi proses bisnis yang dideskripsikan dan berdasar user acceptance test, sistem dapat diterima dengan baik oleh pengguna dengan penilaian setuju 70% dan sisanya 30% netral.