PENENTUAN PRIORITAS BARANG HIGH DEMAND PADA MAINTENANCE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS : PT GMF-AEROASIA)

Repositori Jurnal Mahasiswa PTIIK UB
© 2016 by Doro Jurnal
Volume 8 - Number 1
Year of Publication: 2016
Raditya Narendra P, Indriati dan Rizal Setya Perdana
Download Article

 


Abstract

Dunia transportasi udara pada wilayah internasional, regional maupun domestik mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat signifikan seiring dengan kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi untuk menuju daerah yang diinginkan. Peningkatan ini pun berpengaruh terhadap perusahaan operator penerbangan baik internasional maupun domestik terutama dalam pemberian jasa pelayanan seperti contoh pesawat dalam kondisi prima, tidak terjadi kerusakan pada pesawat yang beroperasi serta sisi kenyamanan dari pesawat. Salah satu perusahaan yang beroperasi dalam bidang maintenance pesawat adalah PT GMF-AeroAsia. Selama ini PT GMF-AeroAsia telah menjalankan program Material Requirement Planning (MRP), namun pada proses MRP kekurangan yang dimiliki oleh PT GMF-AeroAsia yaitu kurang efektifnya penentuan terhadap prioritas kebutuhan barang MRP yang termasuk ke dalam barang high demand sehingga sering terjadi kesalahan penentuan jumlah kebutuhan barang Material Requirement Planning tersebut yang mengakibatkan ketidaktepatan dalam mengontrol inventory di dalam central store atau plant store, sehingga memenuhi excessive inventory.  Diperlukan sistem yang membantu dalam penentuan prioritas barang high demand tersebut. Sistem yang digunakan menerapkan gabungan metode AHP-TOPSIS, dimana metode AHP digunakan sebagai pembobotan sedangkan metode TOPSIS digunakan untuk mendapatkan nilai preferensi, dan kemudian untuk mendapatkan hasil keputusan dilakukan perangkingan secara descending. Hasil pengujian dari sistem penentuan prioritas barang high demand didapatkan tingkat akurasi terbaik sebesar 95%. Dari hasil analisis, diperlukan pengamatan yang lebih dalam terhadap pembentukan matriks perbandingan berpasangan dikarenakan matriks perbandingan berpasangan pada metode AHP akan membentuk nilai bobot kepentingan. Nilai bobot kepentingan nantinya akan sangat berpengaruh dalam menghasilkan ranking  keputusan sistem dan akurasi sistem terhadap data uji antara hasil keputusan sistem dengan hasil keputusan yang dimiliki staff maintenance PT GMF-AeroAsia. 

Keywords

Maintenance Material Requirement Planning, barang high demand, Analytical Hierarchy Process (AHP), dan Technique for Order Preference by Similiarity to Ideal Solution (TOPSIS).